Sabtu 11 Dec 2021 01:28 WIB

Menlu Jerman: Platform konsultasi NATO-Rusia Harus Dihidupkan Kembali

Ketegangan antara NATO dan Rusia disebut menunjukkan perlunya platform konsultasi

Red: Christiyaningsih
 Menlu Jerman Annalena Baerbock mengatakan ketegangan antara NATO dan Rusia menunjukkan perlunya platform konsultasi.
Menlu Jerman Annalena Baerbock mengatakan ketegangan antara NATO dan Rusia menunjukkan perlunya platform konsultasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL - Ketegangan antara NATO dan Rusia menunjukkan perlunya menghidupkan kembali platform konsultasi Dewan NATO-Rusia, kata menteri luar negeri Jerman yang baru pada Kamis.

Bersama Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg di Brussel, Menlu Jerman Annalena Baerbock mengatakan, “Ketegangan menunjukkan betapa perlunya menghidupkan kembali Dewan NATO-Rusia, dan kami siap untuk melakukannya”.

Baerbock juga menegaskan kembali komitmen pemerintah Jerman yang baru untuk mendukung integritas dan kedaulatan wilayah Ukraina. Berbicara pada konferensi pers bersama, Stoltenberg menghargai komitmen pemerintah Jerman yang baru untuk NATO.

"NATO membutuhkan Jerman yang kuat, baik secara politik maupun militer, dan kontribusi Anda benar-benar membuat perbedaan bagi aliansi dan membantu menjaga perdamaian di Eropa," ujar dia.

Menlu Jerman mengatakan kontribusi Jerman untuk menjaga keamanan global penting karena “tantangan yang semakin kompleks, termasuk pembangunan militer Rusia di dan sekitar Ukraina”.

Stoltenberg memuji upaya Jerman dalam format Normandia untuk mempromosikan solusi damai untuk konflik di Ukraina. "Saya menyambut baik keterlibatan Presiden (Joe) Biden dengan Presiden (Rusia) (Vladimir) Putin awal pekan ini," ungkap dia, mengulangi peringatan sebelumnya tentang "konsekuensi politik dan ekonomi yang serius" dalam kasus agresi Rusia terhadap Ukraina.

Stoltenberg mencatat bahwa NATO terbuka untuk dialog, termasuk melalui Dewan NATO-Rusia, tetapi terserah kepada Moskow untuk menanggapi secara positif undangan tersebut. NATO menangguhkan semua kerja sama praktis dengan negara itu pada 2014 karena intervensi militer ilegal Rusia dan pelanggaran integritas dan kedaulatan teritorial Ukraina.

Baerbock, yang dilantik pada Rabu sebagai menteri luar negeri di Kabinet Kanselir Olaf Scholz, memulai perjalanan resmi pertamanya ke Paris, Brussel, dan Warsawa pada hari yang sama. Pada Kamis, dia juga mengadakan pembicaraan dengan Josep Borrell, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement