Jumat 10 Dec 2021 23:30 WIB

Menteri BUMN Bangga Kopi Kepahiang Tembus Pasaran Dunia

Menteri BUMN bangga kopi Kepahiang berhasil menembus pasar Internasional.

Red: Bayu Hermawan
Menteri BUMN Erick Thohir
Foto: Istimewa
Menteri BUMN Erick Thohir

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Staf khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, menyatakan Menteri Erick Thohir memberikan apresiasi terhadap keberadaan kopi Kepahiang, Provinsi Bengkulu, yang mampu menembus pasaran dunia.

Arya Sinulingga saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Kepahiang, Jumat, mengatakan jika Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong merupakan dua kabupaten di Provinsi Bengkulu yang tercatat telah menghasilkan puluhan ribu ton biji kopi kering siap edar setiap tahunnya. "Pak Erick Thohir bangga kepada UMKM hebat yang sudah naik kelas dan berhasil memasarkan produknya hingga mancanegara. Apalagi Kepahiang sebagai salah satu daerah penghasil kopi terbesar di Indonesia," kata Arya Sinulingga dalam keterangan tertulisnya.

Baca Juga

Arya menjelaskan, secara garis besar Provinsi Bengkulu memiliki kemampuan produksi 80 ribu ton biji kopi per tahun. Dengan jumlah tersebut, Bengkulu tercatat sebagai penyumbang 70 persen dari total produksi kopi robusta di Indonesia. Selain menyampaikan apresiasi menteri BUMN, kata Arya, dirinya masih penasaran sehingga datang langsung guna melihat langsung produk kopi asal Kabupaten Kepahiang milik seorang pelaku UMKM bernama Najamudin yang berhasil menembus pasar Jepang hingga Mesir tersebut.

Usaha kopi Najamudin ini berkembang hingga mendunia berkat binaan Rumah BUMN Kepahiang yang dikelola PLN setempat. Sementara itu, Najamudin pelaku UMKM kopi di Kepahiang menyatakan dirinya telah menjalani usaha itu sejak 2018 lalu. Dirinya menggunakan biji kopi asli wilayah Kepahiang serta menjaga aroma kopi yang khas.

"Saya mulai memasarkan secara online sampai akhirnya ada pembeli dari Jepang dan Mesir membeli produk kami melalui website kami," ungkap Najamudin.

Keberadaan Rumah BUMN bagi usahanya, kata Najamudin, telah memberikan andil yang cukup besar sehingga bisa menembus pasaran global, mulai dari pelatihan pembuatan situs yang bisa menarik pembeli hingga tempat produksi yang higienis dan memenuhi standar produk dengan kualitas baik. Melalui kopi Kepahiang, dirinya juga menyisihkan 1.000 rupiah dari setiap bungkus penjualan kopinya untuk didonasikan kepada panti asuhan yang berlokasi di wilayah Kepahiang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement