Sabtu 11 Dec 2021 00:09 WIB

Trump Cela Netanyahu Atas Ucapan Selamat pada Biden

Trump menilai Benjamin Netanyahu tak setia.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Mantan Presiden AS Donald Trump.
Foto: EPA-EFE/DAVID MAXWELL
Mantan Presiden AS Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilaporkan mengecam Benjamin Netanyahu karena memberi selamat kepada Joe Biden atas kemenangannya dalam pemilihan tahun lalu. Trump menuduh mantan perdana menteri Israel itu tidak setia.

Trump mengatakan ia telah membantu Netanyahu dalam pemilihan Israel dengan mengubah tradisi kebijakan AS mengenai kedutaan besar dan mendukung klaim Israel pada wilayah yang mereka rebut usai perang. Trump mengklaim ia dicurangi dalam pemilihan umum.

Baca Juga

Dalam wawancara yang dilakukan dengan jurnalis Israel Barak Ravid pada tahun ini Trump mengungkapkan kemarahannya pada video Netanyahu mengucapkan selamat pada Biden. Video tersebut beredar di internet.

"Tidak ada yang berbuat lebih banyak untuk Bibi, dan saya menyukai Bibi, saya masih menyukai Bibi," kata Trump menggunakan nama panggilan Netanyahu dalam artikel yang dipublikasikan surat kabar  Yediot Aharonot, Jumat (10/12).

"Tapi saya juga menyukai kesetiaan, Bibi dapat bisa diam saja, ia membuat kesalahan yang buruk," tambahnya.

Netanyahu memberi ucapan selamat 12 jam setelah Biden memenangkan pemilihan presiden. Tidak hanya lebih lama dari pemimpin dunia yang lain, dalam cicitannya Netanyahu juga tidak menyebut Biden sebagai presiden terpilih dan memuji Trump.

Trump tampaknya sangat marah dengan video yang dirilis Netanyahu pada 20 Januari di hari pelantikan Biden. Dalam video itu mantan perdana menteri tersebut mengatakan ia dan Biden 'memiliki persahabat personal selama berpuluh-puluh tahun'.

"Saya tidak berbicara dengannya sejak saat itu, F—-dia," kata Trump seperti dikutip Yediot Aharonot.

Pemerintah Trump memberi dukungan pada Israel yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Trump mengakui pemukiman Israel di Tepi Barat dan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Setelah mengajukan rencana Timur Tengah yang ditolak mentah-mentah oleh Palestina, Trump menengahi kesepakatan normalisasi hubungan antara Israel dan empat negara Arab.

Trump mengatakan keputusannya mengakui aneksasi Israel di Dataran Golan membantu Netanyahu memenangkan pemilihan April 2019. Israel merebut Dataran Golan dari Suriah dalam perang 1967. "Saya melakukan tepat sebelum pemilihan, yang mana sangat banyak membantunya (Netanyahu)," kata Trump.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement