REPUBLIKA.CO.ID, VANCOUVER - Kota Vancouver di Kanada barat dan kotamadya Whistler, bersama dengan perwakilan masyarakat adat First Nations, akan menjajaki kemungkinan untuk menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2030. Perwakilan dari Vancouver, Whistler, dan First Nations menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk mengeksplorasi kelayakan tawaran tuan rumah dari apa yang mereka gambarkan sebagai Olimpiade yang dipimpin pribumi.
Ada lebih dari 630 komunitas First Nation di Kanada, yang mewakili lebih dari 50 negara dan 50 bahasa pribumi. Mereka membentuk lima persen dari populasi negara yang berjumlah 38 juta orang. Vancouver dan Whistler sebelumnya mengadakan Olimpiade Musim Dingin 2010. Kala itu Kanada menduduki puncak klasemen medali untuk pertama kalinya di Olimpiade Musim Dingin atau pun Musim Panas.
"MoU ini juga merupakan langkah pertama yang penting untuk menjajaki kemungkinan membawa Olimpiade dan Paralimpiade kembali ke wilayah tersebut," kata Komite Olimpiade dan Paralimpiade Kanada, dikutip dari Reuters, Sabtu (11/12).
"Kami percaya perjanjian ini memberikan dasar untuk perubahan transformatif untuk penyelenggaraan acara di masa depan dan kerja kolaboratif dengan komunitas pribumi di seluruh Kanada dan dunia," imbuhnya.
Sebuah komite eksplorasi adalah langkah kunci sebelum kemungkinan transisi ke komite yang dibentuk untuk melakukan presentasi nyata ke Komite Olimpiade Internasional (IOC). Keputusan itu muncul tiga tahun setelah penduduk di Calgary, tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 1988, dengan suara keras menentang rencana kota Kanada barat itu untuk melakukan tawaran tuan rumah Olimpiade 2026.
Beijing dijadwalkan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2022 yang akan berlangsung pada 4-20 Februari. Sementara Milan-Cortina d'Ampezzo di Italia telah dipilih untuk menggelar edisi 2026.