Sabtu 11 Dec 2021 20:02 WIB

Sembilan Kecamatan di Bantul Nol Kasus Covid-19

Jumlah kasus aktif Covid-19 di Bantul, DIY hingga hari ini berjumlah 25 orang.

Alat pengukur suhu tubuh dipasang di area bilik Shelter Gose Covid-19, Bantul, Yogyakarta, Kamis (18/2). (ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Alat pengukur suhu tubuh dipasang di area bilik Shelter Gose Covid-19, Bantul, Yogyakarta, Kamis (18/2). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Sembilan dari total 17 kecamatan di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, per Sabtu (11/12) nol kasus aktif Covid-19 atau pasien yang masih menjalani isolasi, dikarenakan telah sembuh. Berdasarkan data Satgas Penanggulangan Covid-19 Bantul, Sabtu, sembilan kecamatan yang sudah nol kasus aktif itu adalah Sedayu, Pajangan, Dlingo, Imogiri, Pundong, Bambanglipuro, Srandakan, Sanden, dan Kretek.

Sementara, delapan kecamatan di Bantul lainnya yang masih terdapat kasus Covid-19 adalah Banguntapan ada tujuh orang, Pleret lima orang, Piyungan empat orang, kemudian Kasihan, Sewon, Jetis, Pandak masing-masing dua orang, dan Bantul satu orang. Disebutkan pula bahwa kasus konfirmasi Covid-19 dalam sehari terakhir bertambah satu orang dari Kecamatan Pandak.

Baca Juga

Sehingga, total kasus positif di Bantul secara kumulatif hingga Sabtu (11/12) menjadi 57.399 orang. Sementara itu kasus konfirmasi Covid-19 yang sembuh bertambah lima orang dari Dlingo dua orang, dan Bantul, Banguntapan, Kasihan masing-masing satu orang, sehingga total angka kesembuhan di Bantul mencapai 55.805 orang.

Kemudian kasus konfirmasi Covid-19 yang meninggal dunia pada hari ini tidak ada laporan, sehingga total kasus kematian di Bantul tetap 1.569 orang. Dengan demikian jumlah kasus aktif Covid-19 atau pasien yang masih menjalani isolasi dan karantina di selter maupun rumah sakit wilayah Bantul hingga hari ini berjumlah 25 orang.

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih tetap mengingatkan pentingnya penerapan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19, meski kasus aktif makin turun dan angka sembuh terus bertambah, dikarenakan pandemi masih belum berakhir. "Mari bersama kita putus rantai penyebaran Covid-19 dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), dan 5M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, serta mengurangi mobilitas," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement