Sabtu 11 Dec 2021 21:00 WIB

Erick Thohir Ingin Indonesia Jadi Ombak dalam Industri Halal Dunia

Erick Thohir menilai Indonesia memiliki potensi menjadi pusat industri halal dunia.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Muhammad Hafil
Erick Thohir Ingin Indonesia Jadi Ombak dalam Industri Halal Dunia. Foto: Menteri BUMN Erick Thohir mendapatkan penghargaan sebagai penggerak ekonomi syariah dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Foto: Dok. Kementerian BUMN
Erick Thohir Ingin Indonesia Jadi Ombak dalam Industri Halal Dunia. Foto: Menteri BUMN Erick Thohir mendapatkan penghargaan sebagai penggerak ekonomi syariah dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ingin umat Islam di Indonesia menjadi ombak dalam perekonomian, bukan sekadar buih di lautan. Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, ucap Erick, Indonesia memiliki potensi menjadi pusat industri halal dunia.

"Kita punya market yang besar dan potensi yang besar. Pada 2025, kelas menengah kita makin besar yang muslim, tapi jangan jadi buih, harus jadi ombak," ujar Erick saat seminar nasional bertajuk "Membersamai Indonesia Emas 2045 sebagai Kebangkitan Umat dengan Transformasi SDM berbasis Akhlak" di UIN Sunan Ampel, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (11/12).

Baca Juga

Erick menilai Indonesia selama ini hanya menjadi konsumen bagi negara lain. Padahal, Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah dan jumlah penduduk yang besar sebagai market. 

Pun dalam industri halal seperti makanan halal yang justru sudah dilakukan oleh Amerika Serikat dan Brasil.

"Lihat market kita besar tapi yang ekspor halal food bukan kita, ada AS dan Brasil. Brasil kalau ekspor pemain bola juga ada di kita, tapi kalau bicara halal food masa juga kita kalahan," ucap Erick.

Erick menyampaikan negara Asia Tenggara lain melakukan ekspor barang yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi dibandingkan Indonesia yang masih mengandalkan ekspor //raw material// atau bahan mentah. Hal ini berbeda dengan ekspor Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina, yang didominasi barang jadi dan setengah jadi.

"Kalau dibandingkan negara lain, kita masih ekspor 50 persen raw material. Padahal kita harus sepakat market kita untuk pertumbuhan ekonomi kita," ungkap Erick. 

Erick menyampaikan BUMN dan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) juga terus berkolaborasi dalam mendorong pemerataan ekonomi UMKM dan umat. Erick ingin pondok pesantren kembali menjadi mercusuar peradaban. 

Erick mencontohkan pondok pesantren Al-Ittifaq di Bandung yang berhasil membangun kemandirian ekonomi melalui pertanian agroponik.

"Al Ittifaq tanam buah yang tadinya impor dengan teknologi dan rumah kaca. Penyiraman pakai sistem dripping. Penduduk sekitar disuruh tanam juga, alhamdulillah hasilnya kurang terus, orang pada minta beli terus karena buah dan sayur yang dihasilkan sehat, organik, tidak pakai kimia," kata Erick.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement