Senin 13 Dec 2021 09:10 WIB

Suami Kasar? Ini Saran Cendekiawan Muslimah 

Sikap kasar suami terkadang berujung pada kekerasan fisik

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Sikap kasar suami terkadang berujung pada kekerasan fisik. Kekerasan dalam rumah tangga (ilustrasi).
Foto: Agung Supriyanto
Sikap kasar suami terkadang berujung pada kekerasan fisik. Kekerasan dalam rumah tangga (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Tujuan dalam pernikahan adalah mewujudkan keteangan dan rasa kasih sayang antara anggota keluarga, suami, istri, dan anak-anak. 

Dalam konteks hubungan suami dan istri, Islam memberikan aturan yaitu hendaknya seorang Istri harus dihormati dan diperlakukan dengan rasa hormat, kebaikan, dan perhatian. 

Baca Juga

Baik suami maupun istri dituntut untuk bekerja sama menjaga ketenteraman dan kedamaian dalam keluarga serta mengasuh anak-anaknya dalam suasana yang sehat. 

Namun sangat disayangkan beberapa wanita ada yang tidak mendapatkan rasa damai tersebut. Bahkan di antara mereka banyak yang tidak melaporkan insiden kekerasan fisik yang dialami kecuali setelah menjadi kebiasaan dan sering terjadi dalam keluarga. 

Tiga tips di bawah ini dapat dilakukan istri atau wanita yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Pengajar fiqih dan studi Islam internasional,  Zeinab Al-Alawani, menjelaskan sebagai berikut yaitu yang pertama, wanita harus cukup bijaksana untuk membantu suaminya sebelum melakukan segala jenis kekerasan fisik. Misalnya, jika dia membutuhkan kelas atau konseling manajemen kemarahan, dia harus menjadi orang pertama yang peduli dan mencoba membantunya dalam masalah ini. 

Kedua, dia tidak harus menunggu kekerasan fisik terjadi berkali-kali sampai dia mengambil tindakan. Dia harus bertindak positif pada kejadian pertama.  

Cara-cara penyelesaian yang mungkin dapat dilakukan dengan mencari konseling profesional, bantuan dari beberapa teman atau anggota masyarakat, atau seorang yang dituakan dalam keluarga.  

Ketiga, dalam kasus kekerasan fisik, wanita tersebut harus mencari perlindungan. Dia dapat meninggalkan rumah dan mencari bantuan dari layanan sosial. Dia harus melindungi dirinya dari kemungkinan bahaya.

Kekerasan dalam rumah tangga merupakan penyakit serius yang menyerang keluarga, dan harus ada upaya kolaboratif untuk mengatasi masalah ini dengan meningkatkan kesadaran, memberikan pendidikan, dan memberikan dukungan kepada keluarga yang bermasalah. 

Sehingga dapat menjaga kedamaian dan ketenangan dalam keluarga dan untuk menyediakan lingkungan yang sehat bagi tumbuh kembang anak.

 

Sumber:aboutislam 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement