9.374 Warga Korban Semeru Masih Mengungsi
Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ratna Puspita
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat warga mengungsi berjumlah 9.374 jiwa, dengan rincian laki-laki 4.576 jiwa dan perempuan 4.798 orang. (Foto: Posko pengungsian erupsi Gunung Semeru di Penanggal, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur) | Foto: Antara/Budi Candra Setya
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat warga mengungsi berjumlah 9.374 jiwa, dengan rincian laki-laki 4.576 jiwa dan perempuan 4.798 orang. Warga mengungsi ini tersebar di 129 titik, baik di wilayah Kabupaten Lumajang, dan kabupaten tetangga, seperti Malang, Probolinggo, Blitar dan Jember.
Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, posko mengidentifikasi pos-pos pengungsian terpusat dengan jumlah penyintas besar yang berada di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Candipuro dengan delapan titik dengan jumlah total 3.538 jiwa, Pasirian 6 titik dengan 2.081 jiwa dan Pronojiwo 4 titik 1.056 jiwa. Titik-titik pos pengungsian sisanya tersebar di sejumlah kawasan atau kecamatan lain di Kabupaten Lumajang.
Pos Komando (Posko) Penanganan Bencana Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru, Jawa Timur, tidak hanya memberikan pelayanan dasar kepada warga terdampak. Kesehatan hewan, khususnya yang dimiliki masyarakat, menjadi perhatian selama masa tanggap darurat.
"Posko memiliki tiga pos untuk pendistribusian pakan ternak dan pelayanan kesehatan (keswan) di bawah koordinasi Dinas Peternakan Kabupaten Lumajang. Ketiga pos tersebut berada di Desa Sumberwuluh, Sumbermujur, dan Supiturang," ujar dia dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Senin (13/12).
Sementara, korban jiwa akibat bencana panas dan guguran Gunung Semeru, Jawa Timur, kembali bertambah. Tercatat, korban meninggal dunia sebanyak 46 hingga Ahad (12/12) malam.
"Berdasarkan data sementara per Ahad (12/12) pukul 18.00 WIB, Pos Komando (Posko) Penanganan Bencana Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru merilis korban meninggal dunia sebanyak 46 jiwa, luka berat 18, dan luka ringan 12 orang," kata dia.
Pada Ahad (12/12), dia melanjutkan, pos pakan ternak dan pelayanan kesehatan hewan (keswan) di Desa Sumberwuluh melakukan pengobatan sapi milik warga sebanyak dua ekor dan kambing tiga ekor. Selain pengobatan, pos ini memberikan hijauan makanan ternak (HMT) untuk sapi dan kambing dengan alokasi 17 ton.
Di samping hewan tersebut, pos pakan ternak dan pelayanan keswan menyediakan pakan kucing sebanyak 25 kg dan pakan ayam 25 kg. Posko melalui dinas peternakan juga membagikan konsentrat 2,5 kwintal, paket sembako dan pakaian dari DPC inseminator Bondowoso serta kardus besar susu pasteurisasi beras 65 kg.
"Pos pakan dan pelayanan Keswan yang berada di Sumbermujur melakukan pengobatan beberapa jenis hewan, seperti sapi luka bakar dua ekor, kucing radang kaki satu ekor dan pengecekan kucing enam ekor," katanya.
Secara khusus, dia melanjutkan, petugas di pos tersebut memeriksa SAR dog dua ekor yang turut bertugas membantu operasi pencarian dan pertolongan di lokasi terdampak. Sedangkan pelayanan lain, HMT sebanyak 5 ton dan silase 13 ton didistribusikan kepada warga yang memiliki hewan ternak. Sementara itu, pos pakan ternak dan pelayanan keswan di Supiturang mendistribusikan HMT 62 ton dan silase 1,2 kwintal. Sedangkan pengobatan, petugas pos memberikan pelayanan kesehatan terhadap sapi 2 ekor yang mengalami luka bakar.
Sementara itu, data mencatat hewan terdampak erupsi Semeru sebagai berikut, sapi 764 ekor, kambing 684 ekor dan ungags 1.578 ekor. Hingga kini, petugas masih mendata hewan terdampak milik warga yang terdampak material vulkanik saat Gunung Semeru meletus pada Sabtu lalu (4/12).