Senin 13 Dec 2021 14:00 WIB

G7 Khawatir dengan Kebijakan Koersif China

Negara kaya yang tergabung di G7 khawatir dengan kebijakan ekonomi koersif China

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris Elizabeth Mary Truss alias Liz Truss mengatakan G7 khawatir dengan kebijakan ekonomi koersif China. Ilustrasi.
Foto: Antara/reuters
Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris Elizabeth Mary Truss alias Liz Truss mengatakan G7 khawatir dengan kebijakan ekonomi koersif China. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengatakan kelompok negara-negara kaya yang tergabung di G7 khawatir dengan kebijakan ekonomi koersif China. Ia menambahkan G7 ingin membangun investasi dengan negara-negara yang memiliki visi demokrasi yang sama.

"Dalam pertemuan pekan ini kami telah menegaskan kami khawatir dengan kebijakan ekonomi China yang koersif," kata Truss dalam konferensi pers pertemuan G7 di Liverpool, Ahad (12/12).

Baca Juga

"Dan apa yang kami inginkan adalah membangun jangkauan investasi, jangkauan perdagangan ekonomi, pada negara-negara demokrasi berpikiran sama, yang mencintai kebebasan," tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Truss juga mengatakan Inggris telah memberitahu Iran masih ada waktu untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Namun ini menjadi kesempatan terakhir bagi negosiator Iran untuk mengajukan proposal yang serius ke meja perundingan yang digelar di Wina.

"Ini kesempatan terakhir bagi Iran untuk datang ke meja negosiasi dengan resolusi serius pada isu ini, yang mana telah disepakati dalam ketentuan JCPOA," kata Truss.

"Ini kesempatan terakhir mereka dan sangat penting mereka melakukannya. Kami tidak akan membiarkan Iran memiliki senjata nuklir," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement