REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bagi manusia, bekerja menjadi salah satu cara untuk mendapatkan rezeki berupa penghasilan. Rezeki manusia dalam jaminan Allah ﷻ.
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).” (QS Huud ayat 6)
Ada 10 hal dalam pandangan Islam soal mengapa rezeki seorang Muslim terhambat. Seorang Muslim perlu mengetahui hal ini agar tidak terjerumus pada perbuatan yang menghambat rezekinya.
Pertama, karena menganggap rezeki itu sudah diatur sehingga memilih untuk tidak bekerja secara sungguh-sungguh.
Kedua, karena perbuatan maksiat dan yang diharamkan dalam Islam. Ini adalah salah satu faktor utama mengapa rezeki seorang hamba seret.
Ketiga, karena kufur nikmat atau tidak bersyukur dan mencerca nikmat yang telah diberikan oleh Allah ﷻ kepada dirinya. Keempat, karena pelit dan tidak senang mengeluarkan uang di jalan Allah ﷻ.
Kelima, melakukan tindakan yang dikutuk Allah ﷻ seperti syirik yakni menyekutukan Allah ﷻ. Termasuk juga dalam hal ini adalah meyakini sesuatu mendatangkan manfaat dan semacamnya.
Keenam, tidak membayar zakat. Ketujuh, lupa dengan nikmat yang telah Allah berikan, dan justru menyandarkan suatu nikmat kepada selain Allah ﷻ.
Kedelapan, meninggalkan tugas dan kewajiban sebagai seorang hamba kepada Allah ﷻ, karena terlalu sibuk bekerja untuk mendapatkan keberlimpahan harta. Kalaupun mendapat harta yang berlimpah karena kerja kerasnya di dunia, harta tersebut menjadi tidak berkah karena kewajibannya kepada Allah ﷻ ditinggalkan dan terlalu sibuk dengan dunia.
Kesembilan, memakan uang haram. Uang haram ini jelas tidak berkah meski secara fisik memiliki harta yang berlimpah. Ingatlah bahwa seorang Muslim harus menjemput rezeki dengan cara halal dan thayyib, serta berdasarkan ketentuan Alquran dan sunnah.
Jangan sampai seorang Muslim bekerja menjemput rezeki dengan mengabaikan ketentuan syariat Islam dan lebih mengutamakan aturan dunia.
Keberkahan
Sebaik-baik rezeki adalah yang mengandung nilai keberkahan. Maka, jangan hanya mengejar banyaknya rezeki, tetapi kejar berkahnya rezeki.
Bukan banyaknya rezeki yang membuat cukup. Kecukupan berkait soal keberkahan. Ketika rezeki berkah, banyak atau sedikit menjadi lapang. Tetapi, ketika berkah hilang, banyak atau sedikit bisa berujung pada kesempitan hidup. Rasulullah SAW bersabda:
اللَّهُمَ قَنِّعْنِي بِمَا رَزَقْتَنِي، وَبَارِكْ لي فِيهِ،
"Ya Allah, jadikanlah aku merasa cukup dengan apa yang Engkau rezekikan, berikanlah berkah di dalamnya." (HR Al Hakim).
Sumber: elbalad