REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Perbuatan zalim yang besar adalah menyekutukan Allah ﷻ, namun di samping syirik tersebut, ada pula aktivitas yang dianggap fatal
Kegiatan tersebut adalah memutarbalikan atau mengarang-ngarang tentang hukum-hukum-Nya, seperti yang halal dikatakan haram dan yang haram dikatakan halal. Hal ini dijelaskan dalam Surat Al Araf ayat 37 dan tafsirnya.
فَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اَوْ كَذَّبَ بِاٰيٰتِهٖۗ اُولٰۤىِٕكَ يَنَالُهُمْ نَصِيْبُهُمْ مِّنَ الْكِتٰبِۗ حَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَتْهُمْ رُسُلُنَا يَتَوَفَّوْنَهُمْۙ قَالُوْٓا اَيْنَ مَا كُنْتُمْ تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗقَالُوْا ضَلُّوْا عَنَّا وَشَهِدُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ اَنَّهُمْ كَانُوْا كٰفِرِيْنَ
“Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah atau yang mendustakan ayat-ayat-Nya? Mereka itu akan memperoleh bagian yang telah ditentukan dalam Kitab sampai datang para utusan (malaikat) Kami kepada mereka untuk mencabut nyawanya. Mereka (para malaikat) berkata, "Manakah sembahan yang biasa kamu sembah selain Allah?" Mereka (orang musyrik) menjawab, "Semuanya telah lenyap dari kami." Dan mereka memberikan kesaksian terhadap diri mereka sendiri bahwa mereka adalah orang-orang kafir.” (QS Al Araf ayat 37)
Dalam Tafsir Kementerian Agama, ayat ini menjelaskan bahwa berdusta kepada Allah ﷻ dan ayat-ayat-Nya adalah pekerjaan yang paling zalim. Mengada-adakan dusta dan kebohongan terhadap Allah ﷻ ialah mewajibkan yang tidak diwajibkan Allah ﷻ, memutar-balikkan hukum-hukum, yang halal dikatakan haram, yang haram dikatakan halal, yang hak dikatakan batil, yang batil dikatakan hak, atau berani mengatakan bahwa Allah ﷻ beranak dan bersekutu.
Mendustakan ayat-ayat Allah ﷻ berarti menolak, mempermainkan dan mengejeknya, perbuatan mereka dianggap sebagai perbuatan yang paling zalim, mereka akan menikmati kesenangan di dunia untuk sementara, namun di akhirat mereka akan diazab dengan azab yang sangat pedih. Itulah ketentuan Allah ﷻ yang tertulis dalam kitab suci-Nya. Firman Allah ﷻ:
نُمَتِّعُهُمْ قَلِيلًا ثُمَّ نَضْطَرُّهُمْ إِلَىٰ عَذَابٍ غَلِيظٍ "Kami biarkan mereka bersenang-senang sebentar, kemudian Kami paksa mereka (masuk) ke dalam azab yang keras." (QS Luqman ayat 24)
Ketika orang yang zalim itu menikmati kesenangan di dunia, tiba-tiba hal itu berakhir, karena ajalnya sudah tiba ketika malaikat maut datang mencabut nyawanya. Barulah timbul penyesalan, ketika malaikat mengajukan pertanyaan kepadanya, manakah orang-orang yang kamu seru selama ini, kamu sembah, minta tolong dan tidak mau menyembah dan minta tolong kepada Allah ﷻ? Panggillah mereka untuk menolong kamu agar terhindar dari bahaya api neraka yang kamu hadapi ini.
Tapi apa daya, dengan sangat menyesal mereka menjawab, "Orang-orang yang kami sembah dan kami minta tolong sudah hilang lenyap dari kami, kami tidak tahu ke mana pergi dan di mana tempatnya. Putuslah harapan kami untuk mendapat pertolongan darinya."
Maka dengan terus terang mereka mengakui bahwa mereka telah menjadi kafir dan sesat karena menyembah dan minta tolong kepada berhala-berhala dan pemimpin-pemimpin yang mereka persekutukan dengan Allah ﷻ.
Kejadian yang digambarkan ini adalah peringatan dan ancaman Allah ﷻ terhadap orang kafir, agar berhati-hati jangan mengikuti propaganda dan tipu daya seseorang yang akibatnya akan membawa kepada kekafiran dan kesesatan.