UAD Tingkatkan Kewaspadaan Masyarakat terhadap DBD Lewat TPA
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Kampus Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta | Foto: Republika/Eric Iskandarsjah Z
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) berpotensi terjadi di musim hujan saat ini. Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pun berupaya untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap DBD, terutama risiko DBD pada anak-anak.
Hal ini dilakukan dengan memberikan pengetahuan sejak dini melalui program pengabdian masyarakat (PPM) yang menyasar santri di Taman Pendidikan Alquran (TPA) di Kelurahan Karangwaru Lor, Tegalrejo, Kota Yogyakarta. Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UAD, Sulistyawati mengatakan, santri di TPA disasar mengingat anak-anak merupakan agen perubahan yang efektif dalam menekan DBD.
"Memberikan pengetahuan sejak dini tentang dengue dan cara pencegahannya bertujuan agar mereka merekam sejak dini tentang pengendalian dengue melalui hidup bersih dan sehat di lingkungan rumah," kata Sulistyawati dalam keterangan resmi UAD belum lama ini.
Diberikannya pengetahuan sejak dini kepada santri TPA, diharapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) akan terbawa hingga dewasa. Selain itu, melalui santri TPA ini juga akan membawa pengaruh yang baik kepada lingkungan sekitarnya.
"Materi yang kami sampaikan tentang penyakit dengue, Tentang penyebab, gejala dan cara pencegahan melalui pengendalian vektor, serta cara penanganan ketika terinfeksi dengue," ujarnya.
Sulistyawati menjelaskan, kegiatan PPM tersebut dilakukan dengan menyasar santri TPA di beberapa masjid di Kelurahan Karangwaru Lor. Kegiatan ini, katanya, juga bentuk kepedulian akademisi untuk mewaspadai potensi peningkatan kasus DBD di musim penghujan.
Terlebih, di masa pandemi Covid-19 saat ini, aktivitas pemantauan jentik secara berkala tidak berjalan normal.
"Kami berharap dari PPM ini dapat meningkatkan kewaspadaan masyarakat melalui santri TPA terhadap kemungkinan penyebaran penyakit dengue disekitarnya pada musim penghujan," jelas Sulistyawati.
Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta sebelumnya juga menyebut kasus DBD turun. Berdasarkan data Dinkes Kota Yogyakarta hingga akhir November 2021, sudah tercatat 74 kasus DBD dengan satu kasus meninggal dunia.
Kepala Dinkes Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani mengatakan, jumlah kasus yang dilaporkan tersebut turun dibanding tahun sebelumnya. Pada 2020, tercatat 296 kasus DBD di Kota Yogyakarta.