REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL - Pertemuan menteri luar negeri Uni Eropa (UE) di Brussel akan fokus pada pencegahan agresi Rusia terhadap Ukraina, kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Senin. Berkumpulnya personel militer Rusia di dan sekitar Ukraina akan menjadi agenda utama yang dibahas para menteri luar negeri Uni Eropa, kata Josep Borrell dalam perjalanannya ke pertemuan tersebut.
Dia menambahkan kalau Uni Eropa siap untuk memberlakukan sanksi serius terhadap Rusia jika konflik meningkat. “Kami akan mengirimkan sinyal yang jelas bahwa setiap agresi terhadap Ukraina akan menimbulkan kerugian besar bagi Rusia, tetapi sekarang kami berusaha melakukan yang terbaik untuk mencegah hal ini terjadi,” kata Borrell, menekankan bahwa para menteri luar negeri Uni Eropa menolak agresi Rusia.
Para menteri juga akan membahas konsekuensi dari krisis migrasi di perbatasan Uni Eropa dengan Belarusia, serta situasi di Afghanistan dan Asia Tengah. Borrell menjelaskan bahwa mereka akan berbicara tentang masalah Siprus dan pembukaan kembali kota Maras (Varosha dalam bahasa Yunani) di Republik Turki Siprus Utara.
Dia menekankan bahwa para menteri tidak akan mengambil keputusan apa pun selama pertemuan tersebut, sambil menolak berita sebelumnya bahwa tindakan pembatasan terhadap perusahaan barang dagangan Rusia Wagner Group akan menjadi agenda.
Para menteri luar negeri akan berpartisipasi dalam jamuan makan siang dengan wakil perdana menteri Qatar dan diplomat top Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani.