REPUBLIKA.CO.ID, SIKKA -- Puluhan ribu warga dari 60 desa di pesisir utara Flores, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur dilaporkan telah meninggalkan rumah mereka ke titik aman yang telah ditentukan menyusul gempa bumi 7,5 magnitudo dan peringatan dini BMKG terkait potensi tsunami. Kepala BPBD Kabupaten Sikka, Muhammad Daeng Bakir yang dihubungi Antara dari Jakarta, Selasa (14/12).
Ia mengatakan, pergerakan warga ke titik-titik aman itu dilakukan secara gotong royong setelah menerima peringatan dari Tim Reaksi Cepat. "Semua petugas sedang fokus ke 60 desa yang berada di wilayah pesisir. Warga telah berada di titik aman sampai ada pemberitahuan lebih lanjut," katanya.
Diharapkan semua warga tetap siaga untuk.menghindari terjadinya tsunami dan yang dapat membawa korban jiwa, demikian Muhammad Daeng Bakir.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, peringatan dini tsunami akibat gempa dengan magnitudo 7,4 di Laut Flores telah berakhir. Kendati demikian, BMKG mengimbau warga tetap mewaspadai kemungkinan terjadi gempa bumi susulan.
"Peringatan dini tsunami dinyatakan telah berakhir sehingga kami mohon pemerintah daerah bisa menyampaikan ke masyarakat telah berakhir, artinya sudah bisa kembali ke tempat masing-masing," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers virtual yang diikuti dari Jakarta, Selasa (14/12).
Dwikorita mengatakan, BMKG mencatat 15 aktivitas gempa susulan dengan magnitudo maksimal 5,6 setelah gempa dengan magnitudo 7,4 yang terjadi di Laut Flores pada Selasa pukul 10.20 WIB. Menurut dia, aktivitas gempa susulan masih bisa terjadi.
"Karena gempa susulan masih terjadi, maka mohon agar masyarakat menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa," katanya.
Gempa dengan magnitudo 7,4 pada Selasa pukul 10.20 WIB terjadi di Laut Flores. Pusat gempa itu berada di 112 kilometer barat laut Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, pada kedalaman 10 kilometer (km).
BMKG menyampaikan peringatan dini mengenai kemungkinan terjadi tsunami di Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Maluku setelah kejadian gempa itu.
Selain di Larantuka, gempa magnitudo 5,5 juga mengguncang Maumere NTT. Berbeda dengan di Larantuka, gempa di Maumere ini tidak berpotensi tsunami. "Gempa Magnitudo: 5.5, Kedalaman: 10 km, 14 Des 2021 10:47:02 WIB, Koordinat: 7.55 LS-121.75 BT (129 km BaratLaut MAUMERE-SIKKA-NTT), Tidak berpotensi tsunami," dikutip dari akun twitter resmi BMKG, Selasa (14/12).