Selasa 14 Dec 2021 16:13 WIB

Kepala BMKG: Gempa Susulan Masih Terjadi di Laut Flores

Masyarakat juga diimbau untuk tidak beraktivitas di pesisir pantai dan tepian sungai.

Suasana kemacetan lalu lintas saat warga hendak mengungsi ke tempat yang lebih aman menyusul adanya peringatan dini tsunami di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (14/12/2021). Gempa berkekuatan 7,4 skala richter pada pukul 11.20 Wita di Laut Flores tersebut disusul adanya peringatan dini tsunami dari BMKG sehingga mengakibatkan warga di Kota Maumere berhamburan mengungsi karena trauma dengan tsunami yang pernah terjadi pada tahun 1992.
Foto: ANTARA/Siska
Suasana kemacetan lalu lintas saat warga hendak mengungsi ke tempat yang lebih aman menyusul adanya peringatan dini tsunami di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (14/12/2021). Gempa berkekuatan 7,4 skala richter pada pukul 11.20 Wita di Laut Flores tersebut disusul adanya peringatan dini tsunami dari BMKG sehingga mengakibatkan warga di Kota Maumere berhamburan mengungsi karena trauma dengan tsunami yang pernah terjadi pada tahun 1992.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati meminta masyarakat untuk tetap waspada dan menghindari bangunan yang rusak akibat gempa magnitudo 7,4 di Laut Flores pada Selasa (14/12) pukul 10.20 WIB. Sebab, masih ada potensi gempa susulan.

"Kami mohon karena gempa-gempa susulan masih terjadi maka mohon agar masyarakat menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa," kata Kepala BMKG Dwikorita dalam konferensi pers yang diikuti secara virtual dari Jakarta pada Selasa.

Baca Juga

Dwikorita meminta agar masyarakat di daerah terdampak gempa untuk memeriksa bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa atau tidak mengalami kerusakan akibat guncangan yang membahayakan kestabilan sebelum kembali ke dalam rumah. Selain mengingatkan masih adanya potensi gempa susulan, ia juga meminta masyarakat khususnya di Flores Timur bagian utara, Pulau Sikka, Sikka bagian utara dan Pulau Lembata untuk tidak melakukan aktivitas di pesisir pantai dan tepian sungai.

BMKG telah mengakhiri peringatan dini tsunami akibat gempa magnitudo 7,4 yang terjadi 112 kilometer barat laut Larantuka di Kabupaten Flores Timur, NTT pada pukul 10.20 WIB, Selasa (14/12). Berakhirnya peringatan dini itu berarti masyarakat wilayah terdampak sudah bisa kembali ke rumah masing-masing. Hingga Selasa siang, BMKG menyatakan, ada 20 aktivitas gempa bumi susulan.

Deputi Bidang Geofisika BMKG M Sadri mengatakan, magnitudo gempa bumi susulan paling besar 6,8 dan paling kecil 3,4. "Setiap ada gempa besar apalagi skala di atas magnitudo tujuh itu pasti akan diikuti oleh gempa susulan. Bisa banyak, bisa sedikit, tergantung karakteristik dari suatu wilayah tersebut," kata Sadri.

Sadri juga meminta warga yang berada di daerah pegunungan dan di sekitar tebing mewaspadai kemungkinan terjadi tanah longsor. "Karena gempa ini cukup besar maka dampaknya juga tebing-tebing bisa longsor maka sebaiknya menghindari juga di situ, jangan dekat-dekat tebing, tidak usah naik-naik gunung dulu sampai betul-betul dijamin bahwa gempa susulan sudah selesai," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement