Rabu 15 Dec 2021 00:50 WIB

Arab Saudi Siap Normalisasi Hubungan dengan Israel, Ini Syaratnya

Jika syarat ini dipenuhi, Israel juga akan mendapat pengakuan dari 57 negara OKI.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Israel dan Arab Saudi
Bendera Israel dan Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Arab Saudi mengatakan siap melakukan normalisasi diplomatik dengan Israel. Namun hal itu harus didasarkan pada Inisiatif Perdamaian Arab tahun 2002.

“Posisi resmi dan terbaru Saudi adalah bahwa kami siap untuk menormalkan hubungan dengan Israel segera setelah Israel menerapkan elemen inisiatif perdamaian Saudi yang dipresentasikan pada 2002,” kata Perwakilan Tetap Arab Saudi untuk PBB Abdallah Al-Mouallimi dalam wawancara dengan Arab News, Selasa (14/12).

Baca Juga

Dia menyebut, jika inisiatif itu diterapkan, Israel tidak hanya akan mendapat pengakuan dari Saudi, tapi seluruh dunia Muslim, yakni 57 negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). “Waktu tidak mengubah benar atau salah. Pendudukan Israel atas wilayah Palestina adalah salah, tidak peduli berapa lama hal itu berlangsung,” ujar Al-Mouallimi.

Inisiatif Perdamaian Arab menyerukan diakhirinya pendudukan Israel atas semua wilayah Arab pasca perang 1967. Inisiatif itu pun menegaskan dukungan bagi pembentukan negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Kedua hal itu menjadi syarat jika Israel ingin membuka hubungan dengan dunia Arab.

Kekuatan Inisiatif Perdamaian Arab sebenarnya sudah sedikit terkikis. Hal itu karena empat negara Muslim memutuskan melakukan normalisasi diplomatik dengan Israel tahun lalu. Mereka adalah Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA), Sudan, dan Maroko. Pemerintahan mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berperan penting dalam semua kesepakatan perdamaian tersebut.

Langkah keempat negara itu merupakan pukulan telak bagi perjuangan kemerdekaan Palestina. Menurut Palestina, apa yang dilakukan UEA, Bahrain, Sudan, dan Maroko merupakan “tusukan” dari belakang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement