Taj Yasin: Jangan Biarkan Masyarakat Fobia Pesantren Karena Kasus Cibiru
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj yasin Maimoen | Foto: dok. Istimewa
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Terungkapnya kasus pencabulan belasan santriwati di Madani Boarding School, Cibiru, Kota Bandung, dinilai sangat merugikan dan telah mencoreng nama baik pesantren. Namun hal itu tidak boleh membuat masyarakat menjadi fobia terhadap pondok pesantren.
Sebaliknya, peristiwa ini harus menjadi momentum untuk membuktikan dan menyuarakan kepada masyarakat mengenai ajaran pondok pesantren yang murni. Pondok pesantren yang murni adalah yang mengedepankan akhlakul karimah serta norma dan syariat Islam.
Sehingga masyarakat tidak gampang memberikan stigma negatif kepada semua pesantren. "Karena ternyata Madani Boarding School tersebut bukan pondok pesantren," ungkap Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, Rabu (15/12).
Menanggapi terungkapnya kasus boarding school di Cibiru, Taj Yasin meminta masyarakat harus bisa membedakan antara pondok pesantren yang benar- benar mengajarkan syariat dan mengajarkan nilai-nilai akhlakul karimah dengan lembaga yang abal-abal.
Apabila persoalan seperti ini tidak direspons, lanjutnya, berpotensi membuat masyarakat tidak percaya dengan pendidikan di pondok pesantren. Masyarakat menjadi fobia karena pondok pesantren tidak memberikan jaminan rasa aman dan nyaman untuk belajar agama.
Kalau masyarakat menjadi fobia dengan pondok pesantren, bagaimana tanggung jawab masyarakat pesantren. "Padahal lebih banyak pondok pesantren yang bagus dalam pengelolaaan pendidikannya," kata Taj Yasin.
Oleh karena itu, wagub berpandangan, organisasi Islam perempuan seperti JP3M bisa membantu menyuarakan pendidikan pondok pesantren. Antara lain dengan mengunggah konten-konten positif di media sosial.
Di samping itu, bisa juga bergabung dengan Badan Kerja Sama Organisasi Wanita (BKOW) Jawa Tengah. Dengan bergabung ke BKOW, bisa melakukan kontribusi yang lebih besar dalam menyuarakan pesantren yang sesungguhnya.
Dalam organisasi BKOW, JP3M bisa menyisipkan niliai ajaran Islam sekaligus menyampaikan bahwa pondok pesantren tidak hanya memikirkan kepentingan pondok sendiri. "Tetapi juga memberi perhatian pada lingkungan di sekitarnya," kata wagub.