REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Parlemen Ukraina meloloskan rancangan undang-undang (RUU) yang mengizinkan pasukan asing terlibat dalam latihan militer di wilayah Ukraina pada tahun 2022. Langkah ini diprediksi memicu amarah Rusia.
Berdasarkan rancangan undang-undang yang diajukan Presiden Volodymyr, Ukraina berencana menggelar 10 latihan militer besar tahun depan. Kiev yang bukan bagian dari NATO meningkatkan kerja sama militer dengan negara-negara Barat ketika hubungan mereka dengan Rusia memanas setelah Moskow menumpuk pasukannya di perbatasan Ukraina.
Proksi-proksi Rusia juga dapat menimbulkan risiko perang terbuka antara dua negara tetangga itu. Kiev menuduh Moskow mengerahkan sekitar 90 ribu pasukannya di sepanjang perbatasan mereka. Rusia menegaskan langkah itu sepenuhnya defensif dan mereka memiliki hak untuk memindahkan pasukan di wilayahnya sendiri apabila dianggap tepat.
Sebelum pemungutan suara di parlemen, Deputi Menteri Pertahanan Ukraina Anatoliy Petrenko mengatakan sekitar 21 ribu pasukan Ukraina dan 11.500 pasukan militer dari Amerika Serikat, Inggris, Polandia, Romania, dan negara-negara lain akan berpartisipasi dalam latihan di darat, laut, dan udara. "Menggelar latihan multinasional di kawasan akan membantu memperkuat kemampuan pertahanan nasional dan upaya dukungan politik dan diplomatik untuk menjaga stabilitas di kawasan," kata Petrenko Rabu (15/12).
Rusia belum memberikan komentar mengenai lolosnya rancangan undang-undang ini di parlemen Ukraina.