REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai ekspor maupun impor barang pada bulan November 2021 kembali mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah. Nilai ekspor tercatat tembus 22,84 miliar dolar AS sedangkan impor mencapai 19,33 miliar dolar AS capaian tersebut turut menghasilan surplus perdagangan sebesar 3,51 miliar dolar AS.
"Secara nilai, ekspor kita kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa," kata Kepala Badan Pusat Statistk (BPS), Margo Yuwono, Margo dalam konferensi pers, Rabu (15/12).
Ia menyampaikan, nilai ekspor sebesar 22,84 miliar dolar AS itu mengalami kenaikan 3,69 persen secara bulanan (mtm) dan melonjak drastis 49,7 persen (yoy). Ekspor non migas tercatat sebesar 21,51 miliar dolar AS sementara ekspor migas sebesar 1,33 miliar dolar AS.
Margo menjelaskan, terdapat lima komoditas non migas utama yang membawa nilai ekspor mencatat rekor. Di antaranya yakni ekspor bahan bakar mineral (HS 27) yang nilai ekspornya meningkat 211,3 juta dolar AS. Kemudian diikuti logam mulai dan perhiasan/permata (HS 71) naik 196,2 juta dolar AS, mesin dan perlengkatan elekterik (HS 85) yang meningkat 114,9 juta dolar AS.
Selain itu, ada pula komoditas karet dan barang dari karet (HS 40) yang meningkat 114,3 juta dolar AS serta alas kaki (HS 64) naik 110,4 juta dolar AS.
Adapun pangsa ekspor non migas terbesar yakni ke China senilai 5,41 miliar dolar AS atau setara 25,16 persen dari total nilai ekspor. Kemudian diikuti ekspor ke Amerika Serikat 2,54 miliar dolar AS serta Jepang senilai 1,64 miliar dolar AS.
Lebih lanjut, nilai impor tercatat 19,33 miliar dolar AS, naik 18,62 persen mtm dan naik signifikan 52,62 persen yoy. Impor non migas mencapai 16,3 miliar dolar AS sedangkan impor migas 3,03 miliar dolar AS.
"Impor kita di bulan november secara nilai juga tertinggi sepanjang masa," kata Margo.
Ia menjelaskan, komoditas impor yang mengalami kenaikan tertinggi di antaranya mesin/perlengkapan elektrik (HS 85) yang naik 425,5 juta dolar AS. Kemudian diikuti mesin/peralatan mekanis (HS 84) menigkat 418 juta dolar AS serta produk farmasi (HS 30) yang naik 187,8 juta dolar AS.
Adapun pangsa pasar impor terbesar yakni dari China senilai 5,78 miliar dolar AS atau 35,44 persen dari total nilai ekspor. Kemudian impor dari Jepang sebesar 1,48 miliar dolar AS dan Korea Selatan 920 juta dolar AS.
Menurut Margo naiknya impor menunjukkan indikator peningkatan daya beli. Sebab, berdasarkan penggunaan barang, tercatat impor barang konsumsi mencapai 2 miliar dolar AS, naik 25,89 persen mtm dan 53,84 persen yoy.
Di satu sisi, geliat industri juga terus menunjukkan perkembangan. Itu terlihat dari nilai impor bahan baku yang tembus 14,33 miliar dolar AS, meningkat 16,41 persen mtm dan naik 60,49 persen yoy. Selain itu impor barang modal mencapai 3 miliar dolar AS, tumbuh 25,17 persen mtm dan juga naik 23,09 persen yoy.