REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Seorang laki-laki di Kelurahan Kabor, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), bernama EV meninggal dunia. Dia meninggal diduga akibat panik saat gempa bumi magnitudo 7,4 di Laut Flores yang dirasakan juga di Kabupaten Sikka pada Selasa (14/12).
Keluarga korban bernama Ida mengatakan, saat ini korban sudah di rumah duka untuk didoakan oleh keluarga sebelum dimakamkan. "Keluarga sedang berkumpul di rumah duka, dan kepergiannya kemungkinan karena panik" katanya saat dihubungi dari Kota Kupang, Provinsi NTT, Rabu (15/12).
Ida menuturkan, meninggalnya EV itu berawal dari saat korban bersama anak-anaknya menunggu kedatangan istrinya yang sedang berada di sekolah. Ketika sedang menunggu kedatangan istrinya, sambung dia, kemudian gempa terjadi, yang membuat korban dan anak-anaknya kemudian panik.
Apalagi di tengah kepanikan ia melihat banyak warga yang berlarian keluar dari rumah untuk menyelamatkan diri. "Korban saat kejadian tetap bertahan di rumah sambil menunggu istrinya. Anak-anaknya sudah keluar rumah menyelamatkan diri," ucap Ida.
Tak berselang lama, istri korban pun tiba, dan korban langsung membonceng sepeda motor menuju ke Nelle, daerah yang aman dari tsunami. "Tetapi kira-kira 20 meter, korban kemudian memberhentikan kendaraannya, lalu tiba-tiba jatuh pingsan, hingga dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Kewapante," ucap Ida bercerita.
Dia sempat meminta pertolongan kepada warga yang lain, tetapi tidak mengindahkan karena semuanya panik dan berlarian menyelamatkan diri. "Tetapi kemudian ada satu mobil yang kami tahan dan akhirnya mau mengantarkan korban ke RS TC Hillers," kata Ida.
Tetapi, ujar dia, saat tiba di RS TC Hillers semua perawat dan pasien keluar dari dalam RS tersebut sehingga langsung diputuskan dilarikan ke RS Kewapante. Di situlah, korban dipastikan meninggal. Pada Rabu sore WIT, korban rencananya dimakamkan.