REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pengamanan perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) di wilayah Provinsi Jawa Tengah, bakal melibatkan sekurang- kurangnya 14.422 personil petugas pengamanan dalam Operasi Lilin Candi 2021. Jumlah petugas pengamanan yang dilibatkan tersebut terdiri atas 8.800 personil Polri, 1.104 personil dukungan TNI, 992 personil Dinas Perhubungan (Dishub) serta 3.526 personil unsur stakeholder terkait.
Hal itu diungkapkan Kapolda Jawa Tengah, irjen Pol Ahmad Luthfi usai menghadiri Anev Smester II dan Rapat Kerja Teknis (rakernis) Fungsi Lantas serta Peluncuran Aplikasi GoSigap, yang dilaksanakan di Hotel Patra Semarang, Rabu (15/3).
Masih terkait dengan pengamanan Nataru nanti, lanjutnya, Polda Jawa Tengah juga menyiapkan sebanyak 356 pos pelayanan (posyan) terpadu, di lima ruas jalan nasional serta jalan tol yang ada di wilayah Jawa Tengah. Masing- masing di jalur pantai utara (pantura), jalur tol Trans Jawa, jalur tengah, jalur pantai selatan (pansela) serta jalur selatan - selatan.
“Guna mendukung pengamanan dan kenyamanan masyarakat pada perayaan Nataru nanti, Polda Jawa Tengah siap menggelar Operasi Lilin Candi 2021, yang akan dimulai 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022 mendatang,” ungkapnya.
Sejumlah pos pelayanan terpadu Operasi Lilin Candi 2021 nanti, jelas Ahmad luthfi, bakal disiapkan di sejumlah titik strategis, antara lain seperti di perbatasan antar kota, dalam kota maupun di kawasan rest area tol. Tujuan pendirian pos pelayanan terpadu, lanjut kapolda, untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, agar pelaksanaan Nataru di wilayah hukum (wilkum) Polda Jawa Tengah dapat berjalan dengan lancar dan aman.
Pos pelayanan terpadu juga disiapkan untuk penegakan protokol kesehatan (prokes) seiring dengan meningkatnya aktivitas pergerakan serta mobilitas masyarakat yang dimungkinkan bakal meningkat di masa libur Nataru. “Jadi pendirian pos pelayana terpadu ini untuk menjamin agar kegiatan masyarakat selama Nataru nanti dapat berjalan dengan aman dan lancar, termasuk juga tetap disiplin dalam menerapkan prokes pencegahan Covid-19,” tegasnya.
Kendati begitu, Ahmad Luthfi juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap mematuhi prokes serta mengutamakan keselamatan berkendara di jalan raya. Polri juga bakal berupaya maksimal agar aktivitas masyarakat berjalan aman dan lancar.
Kapolda mengharapkan masyarakat di Jawa Tengah tidak mengadakan perayaan menyambut tahun baru secara berlebihan dan menggelar berbagai Kegiatan yang dapat mengundang keramaian.
Karena pada perayaan Nataru kali ini msih dalam kewaspadaan terhadap penularan serta penyebaran Covid-19. “Penyebaran Covid-19 masih mengkhawatirkan jika masyarakat tidak waspada dan mengantisipasi dengan baik,” tambahnya.
Sementara itu, kegiatan Anev Semester II dan Rakernis Fungsi Lantas serta launching aplikasi GoSigap ini dihadiri oleh Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi; Wakpolda Jawa Tengah, Brigjen Pol Abioso Seno Aji serta sejumlah pejabat utama (PJU) di lingkungan Polda Jawa Tengah.
Hadir dalam kesempatan ini seluruh jajaran Kasatlantas di wilayah Polda Jawa Tengah.
Dalam kesempatan itu kapolda juga memberikan apresiasi karena dalam pelaksanaan fungsi pelayanan lalu lintas --selama tahun 2021—berjalan relative baik dan tidak banyak kejadian menonjol terkait bidang lalu lintas di wilayah hukum Polda Jawa Tengah.
Kapolda juga menekankan, suksesnya tugas fungsi Lantas bukan pada berapa jumlah (kuantitas) penindakan terhadap pelanggar lalu lintas, tapi pada peningkatan kesadaran masyarakat sebagai pengguna jalan. Maka untuk meningkatkan performa fungsi pelayanan lalu lintas, kapolda meminta jajaran lalu lintas untuk terus mengoptimalkan upaya- upaya yang terukur.
“Optimalkan upaya preemtif dan preventif. Berdayakan Dikmas lantas, agar masyarakat lebih sadar untuk tertib berlalu lintas,” tandasnya.
Sementara itu, Dirlantas Polda Jateng, Kombes Pol Agus Suryonugroho menambahkan, dalam rangka mengantisipasi potensi peningkatan arus selama Nataru, sejumlah langkah teknis telah disiapkan jajaran Lantas. Seperti rekayasa pengalihan arus, rekayasa contra flow, sistem buka tutup dan sejumlah strategi lain juga sudah disiapkan dan akan diberlakukan bila peningkatan arus lalu lintas terjadi cukup signifikan.
Untuk perkiraan persentase peningkatan arus lau lintas dan volume kendaraan masih dikoordinasikan dengan Dishub. “Sedangkan untuk langkah lain seperti penerapan ganjil genap di jalan tol, saat ini masih dikaji kemungkinannya oleh Pusat,” jelasnya.