REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Wajar apabila Kevin De Bruyne berharap 2021 bisa segera berakhir. Nyaris semua kemungkinan terburuk yang dapat menimpa pesepak bola profesional dirasakan gelandang serang asal Belgia itu pada tahun ini.
Cedera yang datang silih berganti, penurunan kondisi kebugaran, hingga kehilangan tempat di tim inti klub dirasakan De Bruyne. Akhir Januari tahun ini, De Bruyne mengalami cedera hamstring dan harus absen di empat laga Liga Primer Inggris. Menepi selama kurang lebih satu bulan, performa De Bruyne di atas lapangan tidak pernah sama lagi.
Target mengulangi prestasi mengakhiri Liga Primer Inggris sebagai pemberi assist terbanyak, seperti saat mengemas 20 assist pada musim 2019/2020, sudah harus dilupakan De Bruyne. Pada paruh pertama musim lalu, kondisi mantan gelandang Chelsea itu tidak pernah sepenuhnya bugar.
Memasuki bulan Mei, De Bruyne kembali masuk ke ruang perawatan lantaran mengalami cedera otot ditambah dengan retak tulang pipi. Performa De Bruyne juga tidak maksimal saat memperkuat timnas Belgia di putaran final Euro 2020. Meski berhasil mengemas satu gol dan dua assist, De Bruyne hanya sanggup mengantarkan Die Rode Duivels melangkah ke babak perempat final.
Dengan kondisi kepayahan, gelandang berusia 30 tahun itu menyongsong musim 2021/2022. Malang tak dapat ditolak, De Bruyne mengalami cedera engkel pada pertengahan Agustus. Kembali pulih pada pertengahan September, mantan gelandang Wolfsburg itu hanya sempat tampil di enam partai Liga Primer Inggris sebelum akhirnya diterjang Covid-19 pada pertengahan November.
De Bruyne mesti menjalani isolasi dan kembali absen selama nyaris sebulan di skuad the Citizens.
''Ada begitu banyak yang terjadi pada sepanjang tahun ini, benar-benar di luar kendali saya. Rasanya benar-benar tidak beruntung dengan semua yang telah terjadi. Satu-satunya yang bisa saya lakukan adalah terus bekerja keras dan berusaha untuk kembali secepat mungkin,'' ujar De Bruyne kepada BT Sports seusai tampil di laga Man City kontra Leeds United, Rabu (15/12).
Laga di Stadion Etihad ini bisa dibilang dapat menjadi titik balik De Bruyne, terutama dalam merebut kembali posisi di tim inti the Citizens. De Bruyne terpilih menjadi pemain terbaik di laga tersebut berkat torehan dua golnya.