Kamis 16 Dec 2021 00:25 WIB

Transportasi Publik Kunci Lawan Perubahan Iklim

Pemanasan global jadi sinyal pergantian kendaraan pribadi ke transportasi publik.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/Antara/ Red: Agus Yulianto
Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta.
Foto: Republika/Zainur Mahsir Ramadhan
Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan, pembangunan transportasi publik secara berkelanjutan adalah kunci untuk melawan perubahan iklim. Laporan terbaru Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), menyebutkan, pemanasan global akan mencapai 1,5 Celsius dalam dua dekade.

"Transportasi publik berkelanjutan adalah faktor kunci dalam memerangi bencana iklim," kata Anies lewat kanal YouTube TEDx Talks, di Jakarta, Rabu.

Dikatakannya, pemanasan global akan naik mencapai 1,5 Celsius dalam dua dekade. Hal itu adalah sinyal bahwa pembangunan transportasi publik ramah lingkungan sebagai pengganti kendaraan pribadi untuk menekan emisi karbon adalah hal mendesak.

"Laporan terbaru IPCC menjadi peringatan keras bagi kita. Kita akan mencapai pemanasan global 1,5 celsius dalam dua dekade terakhir. Jadi, kita secara resmi dalam siaga merah," ujarnya.

Anies mengatakan, optimalisasi sistem transportasi publik bertenaga listrik sebagai solusi masalah perubahan iklim global. Namun, kata dia, pelaksanaannya membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.

"Namun untuk terus mengembangkan dan menambah penggunaan kendaraan listrik kita membutuhkan pendanaan lebih, sekitar 205 miliar dolar dibutuhkan tiap tahun untuk mencapai transformasi tersebut dalam satu dekade, hanya di kota C40," kata dia.

C40 Cities merupakan jaringan yang menghubungkan 97 kota besar dunia yang telah berkomitmen untuk mengambil langkah-langkah progresif terkait perubahan iklim. Lebih lanjut dia mengatakan, investasi dalam transportasi publik harus menjadi prioritas. Sehingga, dukungan dari pemerintah di seluruh dunia diperlukan untuk mencapai target melawan perubahan iklim.

"Jadi, dukungan dana dan pemerintah dalam jangka panjang sangat dibutuhkan, tanpa investasi lebih besar dari semua pemerintah di seluruh dunia, kita tidak akan bisa mencapai target iklim kita," pungkasnya.

 

 

 

photo
Petugas menuntun penyandang tuna netra di dekat gerbong KRL Commuter Line di Stasiun Jakarta Kota, Jakarta. (Republika/Putra M. Akbar)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement