Rabu 15 Dec 2021 21:35 WIB

Peneliti Hong Kong Desak Booster Covid-19 untuk Cegah Omicron

Kemanjuran vaksin berkurang untuk menetralisir varian Omicron.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilmuwan bersiap untuk mengurutkan sampel omicron. Para peneliti di Hong Kong mendesak warga untuk menerima vaksin dosis ketiga atau booster Covid-19 demi pencegahan terhadap varian Omicron.
Foto: AP/Jerome Delay
Ilmuwan bersiap untuk mengurutkan sampel omicron. Para peneliti di Hong Kong mendesak warga untuk menerima vaksin dosis ketiga atau booster Covid-19 demi pencegahan terhadap varian Omicron.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG - Para peneliti di Hong Kong mendesak warga untuk menerima vaksin dosis ketiga atau booster Covid-19 demi pencegahan terhadap varian Omicron. Desakan ini muncul setelah sebuah penelitian menunjukkan antibodi yang dihasilkan oleh vaksin Sinovac dan BioNTech tidak mencukupi untuk menangkis Omicron.

Rilis hasil penelitian pada Selasa (14/12) oleh para ilmuwan di departemen mikrobiologi Universitas Hong Kong adalah data awal pertama yang diterbitkan tentang dampak vaksin Sinovac terhadap varian Omicron dari coronavirus. Menurut penelitian yang diterima untuk diterbitkan dalam jurnal Clinical Infectious Diseases, tak satupun dari serum 25 penerima vaksin Coronavac mengandung antibodi yang cukup untuk menetralisir varian baru.

Baca Juga

Sedangkan hanya lima dari 25 penerima vaksin BioNTech yang memiliki kemampuan menetralisir Omicron. Efisiensi vaksin berkurang secara signifikan menjadi 20 persen hingga 24 persen, menurut studi tersebut.

"Masyarakat disarankan untuk mendapatkan dosis ketiga vaksin sesegera mungkin sambil menunggu generasi berikutnya dari vaksin yang lebih cocok," kata para peneliti dalam rilis berita dikutip laman Reuters, Rabu (15/12).

Penelitian yang didanai oleh pemerintah Hong Kong ini dilakukan oleh ahli mikrobiologi Yuen Kwok-yung, Kelvin To dan Chen Honglin. Sinovac tidak segera menanggapi pertanyaan tentang penelitian tersebut, tetapi seorang juru bicara mengatakan pengujian laboratoriumnya sendiri menunjukkan bahwa dosis ketiga vaksinnya efektif dalam memproduksi antibodi Omicron.

BioNTech juga tidak segera menanggapi pertanyaan tentang penelitian ini. Varian Delta yang menyebar cepat masih menjadi dominan di seluruh dunia.

Namun tidak jelas apakah Omicron secara inheren lebih menular atau tidak. Para ilmuwan mengatakan masih terlalu dini untuk mengetahui apakah Omicron menyebabkan Covid-19 yang lebih parah atau lebih ringan daripada varian sebelumnya.

Sebuah studi dari data dunia nyata yang diterbitkan pada Selasa menunjukkan vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech kurang efektif di Afrika Selatan dalam mencegah mereka yang terinfeksi virus keluar dari rumah sakit sejak varian Omicron muncul bulan lalu. Pekan lalu, kedua perusahaan tersebut mengatakan bahwa tiga dosis vaksin mereka telah menetralkan Omicron dalam tes laboratorium, sebuah tanda awal bahwa suntikan booster bisa menjadi kunci untuk perlindungan terhadapnya.


Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement