Kamis 16 Dec 2021 06:20 WIB

Majelis Hukama Al-Muslimin Kagumi Toleransi Indonesia

Negara-negara Arab perlu belajar keberhasilan Indonesia mewujudkan harmoni.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Fuji Pratiwi
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Hukama Al-Muslimin (MHM) Sultan Al-Remeithi bertemu dengan Wakil Presiden (Wapres) Indonesia KH Ma
Foto: dok MHM
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Hukama Al-Muslimin (MHM) Sultan Al-Remeithi bertemu dengan Wakil Presiden (Wapres) Indonesia KH Ma

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Hukama Al-Muslimin (MHM) Sultan Al-Remeithi bertemu dengan Wakil Presiden (Wapres) Indonesia KH Ma'ruf Amin di Jakarta. Kepada Wapres, Al-Remeithi menyampaikan kekagumannya atas keberhasilan Indonesia dalam merawat harmoni dan toleransi.

"Sebagai negara yang sangat beragam, harmoni dan toleransi masyarakat Indonesia sangat mengagumkan. Ini karunia Allah SWT untuk Indonesia dan negeri ini bisa menjaganya," kata Al-Remeithi melalui siaran pers yang diterima Republika, Rabu (15/12)

Baca Juga

MHM yang disebut juga Muslim Council of Elders adalah sebuah badan independen lintas negara yang berdiri pada 2014 dan berkedudukan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA). Lembaga ini bertujuan mengukuhkan kehidupan masyarakat Muslim yang damai, menekan konflik, pergolakan, dan peperangan yang terjadi di negara-negara berpenduduk Muslim, serta menjauhkan masyarakat Muslim dunia dari perpecahan dan pemecahan. MHM saat ini dipimpin oleh Grand Syekh Al-Azhar, Imam Akbar Ahmad Al-Tayeb.

Al-Remeithi menjelaskan, MHM ingin menjadikan Indonesia sebagai model. MHM ingin mengenalkan pengalaman kehidupan harmoni dalam keberagamaan di Indonesia kepada dunia, khususnya dunia Arab.

"Palestina, Libya, dan negara-negara Arab lainnya perlu belajar dari keberhasilan Indonesia mewujudkan kehidupan yang harmoni dalam keragaman," ujarnya.

Kiai Ma'ruf menyambut baik kunjungan Sekjen MHM serta upaya-upaya MHM dalam mengukuhkan toleransi, harmoni, dan persaudaraan manusia. Senada dengan Al-Remeithi, Wapres mengatakan bahwa keragaman Indonesia adalah karunia Allah SWT, bukan hanya pada manusianya, yang berbeda agama, budaya, bahasa dan lainnya, tapi juga alamnya.

Wapres mencontohkan, di Papua Barat terdapat 120 jenis buah pisang, dan di pulau-pulau lain juga sama suburnya. Meski berbeda-beda, para pendiri bangsa ini telah membuat kesepakatan untuk hidup bersama secara harmonis dalam sebuah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Oleh karenanya, negara ini bisa disebut sebagai darul mitsaq atau darul mu'ahadah, negara hasil kesepakatan atau perjanjian," jelas Wapres.

Wapres lalu menjelaskan bahwa keberagaman di Indonesia terus dirawat di berbagai tingkatan. Kementerian Agama misalnya, kementerian yang melayani semua agama. Ada juga Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menghimpun seluruh ormas keagamaan.

"Di level provinsi serta kabupaten atau kota, ada Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) sebagai tempat berhimpun dan menyelesaikan persoalan keagamaan masyarakat," kata Kiai Ma'ruf.

Hadir mendampingi, Anggota Komite Eksekutif MHM TGB M Zainul Majdi menyampaikan permohonan dukungan kepada Wapres atas upaya yang dilakukan MHM dalam ikut mempromosikan harmoni dan toleransi masyarakat Indonesia. Menurutnya, MHM akan mendirikan kantor cabang di Indonesia agar program yang telah dicanangkan bisa diimplementasikan secara lebih optimal.

"Alhamdulillah, kami tadi memohon dukungan pelaksanaan program-program MHM di Indonesia dan Wapres sangat mendukung," kata TGB Zainul.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement