Rabu 15 Dec 2021 23:55 WIB

Ramai Kabar Laura Anna Meninggal karena GERD, Benarkah GERD Sebabkan Kematian?

Warganet ramai memperbincangkan Laura Anna meninggal karena GERD.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Nora Azizah
Warganet ramai memperbincangkan Laura Anna meninggal karena GERD (Foto: ilustrasi)
Foto: ist
Warganet ramai memperbincangkan Laura Anna meninggal karena GERD (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selebgram Laura Anna atau yang akrab disapa Laura, dikabarkan meninggal dunia hari ini, Rabu (15/12). Hingga kini, belum ada pernyataan khusus dari pihak keluarga terkait penyebab kematian Laura. 

Namun, warganet ramai memperbincangkan bahwa Laura meninggal dunia karena sakit GERD. Benarkah GERD bisa menyebabkan kematian?

Baca Juga

"Tulisan saya ini menjadi klarifikasi bahwa GERD tidak menyebabkan kematian dan GERD bisa disembuhkan," ujar Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Prof dr Ari Fahrial Syam, dalam keterangan tertulis yang diterima republika.co.id, Rabu (15/12).

Ia menjelaskan, penyakit GERD kembali menjadi buah bibir ketika penyakit ini dihubungkan dengan meninggalnya seorang selebritis.  GERD sebenarnya termasuk penyakit kronis. Apabila penyakit berlanjut memang bisa menyebabkan gangguan pada paru-paru. Namun, GERD tidak bisa menyebabkan langsung terjadinya kematian.

Ari mengungkapkan, ada dua gejala utama GER, yaitu nyeri dada dan bisa merasakan rasa panas di dada seperti terbakar (heart burn). Biasanya nyeri dada ini diikuti juga dengan mulut pahit karena ada asam yang naik (regurgitasi).

"Dari hasil survei yang kami lakukan melalui media sosial sampai dengan bulan Mei 2015 ini dari 1200 sample dengan menggunakan kuisioner GERD (GERD-Q) ternyata kami dapat data lebih dari 50 persen responden kemungkinan mengalami GERD," paparnya.

Penelitian yang dilakukan beberapa tahun lalu langsung ke masyarakat mendapatkan hasil bahwa enam persen masyarakat yang menjadi responden kemungkinan menderita GERD. GERD dapat menyebabkan berbagai komplikasi. 

Hal ini terjadi karena asam lambung atau isi lambung yang naik dapat menyebabkan  luka pada dinding dalam kerongkongan awalnya hanya perlukaan, luka yang terjadi bisa makin luas dan bisa menyebabkan penyempitan dari kerongkongan bawah. Bahkan, GERD dapat menyebabkan perubahan struktur dari dinding dalam kerongkongan menyebabkan terjadinya penyakit Barrett’s yang merupakan lesi pra kanker.

Di luar saluran cerna, lanjutnya, asam lambung yang tinggi dapat menyebar ke gigi (erosi dental), tenggorokan (faringitis kronis), sinus (sinusitis), pita suara (laringitis), saluran pernafasan bawah  (asma) bahkan sampai paru-paru (Fibrosis paru Idiopatik). "Penyakit GERD sebenarnya bisa dideteksi dengan menggunakan kuisioner GERD," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement