Kamis 16 Dec 2021 08:17 WIB

Pengadilan Jerman: Rusia Perintahkan Pembunuhan Mantan Milisi Chechnya

Rusia dinyatakan bersalah atas pembunuhan mantan pejuang Chechnya

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nashih Nashrullah
Bendera Jerman dibentangkan. Jerman akan memiliki undang-undang yang melarang terapi konversi perilaku gay.
Foto: EPA
Bendera Jerman dibentangkan. Jerman akan memiliki undang-undang yang melarang terapi konversi perilaku gay.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN— Pengadilan Jerman menyatakan Rusia memerintahkan pembunuhan di siang bolong di sebuah taman Berlin terhadap seorang mantan milisi Chechnya, Rabu (15/12). Hukuman penjara seumur hidup diberikan kepada agen yang melakukan tindakan terorisme negara pada 2019. 

Warga negara Georgia Tornike Khangoshvili meninggal dunia dengan tiga tembakan dari pistol Glock pada hari yang cerah di bulan Agustus 2019. 

Baca Juga

Hakim Olaf Arnoldi mengatakan serangan itu sebagai pembalasan atas perannya yang berjuang bersama separatis Chechnya melawan Rusia pada tahun 2000-an. 

Dia menghukum Vadim Krasikov atas kejahatan sangat serius yang telah dilakukannya.  "Organ-organ negara dari pemerintah Federasi Rusia mengambil keputusan untuk melikuidasi Tornike Khangoshvili di Berlin," kata Arnoldi.  

Arnoldi mengatakan bahwa Rusia telah mengeluarkan Krasikov dengan surat-surat palsu yang dapat digunakan untuk melakukan perjalanan untuk pembunuhan itu. 

"Khangashvili telah menyerah melawan Federasi Rusia bertahun-tahun sebelumnya. Dia tidak memegang senjata di tangannya sejak 2008," kata Arnoldi.  

Arnoldi mengakui bahwa Khangoshvili, yang telah tinggal di pengasingan sejak upaya pembunuhan sebelumnya di Tbilisi, Georgia pada 2015, adalah seorang pembunuh. Namun hakim mengatakan pembunuhannya adalah operasi profesional yang tidak dapat dilakukan tanpa bantuan lokal di Berlin. 

Menurut Arnoldi bahwa Krasikov terbang ke Paris beberapa hari sebelum serangan, dilengkapi dengan paspor palsu dan uang tunai ribuan euro untuk liburan yang direncanakan. Dari sana dia baru melakukan perjalanan ke Berlin. 

Hanya kehadiran saksi yang menggagalkan rencananya. Dalam beberapa menit, polisi bersenjata mengepung Krasikov sementara yang lain mengambil pakaiannya, senjata pembunuh, dan sepeda Khangoshvili dari sungai tempat agen itu melemparkannya. "Ini bukan tindakan membela diri oleh Rusia. Ini adalah dan tidak lain adalah terorisme negara," kata Arnoldi.  

Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, menyatakan pemerintah memanggil duta besar Rusia setelah keputusan itu. Dia mengatakan kepadanya bahwa dua dari 101 staf diplomatik kedutaannya akan diusir. Kedutaan Besar Rusia di Berlin mengatakan putusan itu tidak objektif dan bermotivasi politik.  

"Pembunuhan ini, diperintahkan oleh negara, merupakan pelanggaran serius terhadap hukum Jerman dan kedaulatan Jerman," kata Baerbock.  

"Tindakan seperti pembunuhan di taman Tiergarten (Berlin) sangat membebani hubungan antara negara kita," ujarnya.  

Pada 2019, Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan Khangashvili sebagai teroris berdarah. Pemimpin Moskow ini menuduhnya terlibat dalam kejahatan termasuk pengeboman metro Moskow pada 2004 yang menewaskan 10 orang. 

Seorang pengacara untuk tersangka, yang menyatakan bahwa dia bukan Krasikov tetapi Vadim Sokolov, seorang insinyur konstruksi dari St Petersburg. Dia menjanjikan keputusan apakah akan mengajukan banding dalam waktu sepekan, dengan mengatakan kasus terhadap kliennya dibangun berdasarkan dugaan, bukan bukti. 

Krasikov menembak Khangoshvili saat sedang bersepeda melewati taman, sebelum bersembunyi di semak-semak untuk melepas pakaian gelap dan topi bisbolnya. Dia pun memangkas janggutnya dan mengenakan pakaian turis yang berjalan-jalan di ibu kota Jerman. 

 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement