REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Zurich Asuransi Indonesia Tbk menilai industri asuransi umum akan menjanjikan pada 2022. Hal ini seiring pemulihan ekonomi serta meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi sejak pandemi Covid-19.
Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat pendapatan premi asuransi umum sebesar Rp 55,1 triliun pada kuartal III 2021. Adapun realisasi ini tumbuh 2,2 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp 53,8 triliun.
Direktur Utama Zurich Asuransi Indonesia Hassan Karim mengatakan sepanjang tahun ini perusahaan mencatat tren positif dalam bisnisnya melebihi rata-rata industri. Pada kuartal III 2021, perusahaan mencatat pertumbuhan pendapatan premi bruto (GWP) sebesar lima persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020.
“Kami telah menyiapkan bisnis strategi dengan pendekatan yang berfokus pada nasabah (customer-focused). Tentunya dua tahun ini penuh tantangan bagi masyarakat dan banyak bisnis, namun kami optimistis industri ini akan terus tumbuh tahun depan,” ujarnya saat webinar, Kamis (15/12).
Menurutnya pertumbuhan positif ini mencerminkan dua hal. Pertama, performa Zurich dan industri asuransi umum yang selama dua tahun terakhir. Kedua, dari pandemi peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya melindungi berbagai elemen dalam kehidupan, mulai dari kesehatan hingga aset properti.
“Kondisi ini juga memberikan peluang strategis untuk industri asuransi umum pada 2022,” ujarnya.
Sementara itu Direktur Zurich Asuransi Indonesia Wayan Pariama menambahkan pemulihan mobilisasi masyarakat turut meningkatkan kebutuhan akan perlindungan yang komprehensif, termasuk risiko yang disebabkan oleh pandemi. Namun situasi pandemi ini juga telah mengubah perilaku pelanggan dan perusahaan asuransi harus berinovasi menghadirkan perlindungan terbaik bagi masyarakat.
“Saat ini merupakan momen yang sangat krusial bagi pelaku industri asuransi. Pemulihan ekonomi dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap asuransi memberikan kesempatan yang sangat besar untuk industri asuransi. Tetapi, para pelaku industri asuransi juga perlu menerapkan pendekatan baru dalam bisnisnya,” ucapnya.