Kamis 16 Dec 2021 16:28 WIB

Omicron Gejalanya Memang Lebih Cemen, Tapi Coba Lihat Inggris

Menkes sebut orang pertama yang terinfeksi varian omicron di Indonesia tak bergejala.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Reiny Dwinanda
Gambar pertama varian omicron dirilis oleh pakar dari ANSA, Italia. Peneliti membandingkan mutasi yang terjadi pada spike protein omicron dibandingkan dengan varian delta. WHO mengingatkan jangan ada narasi bahwa infeksi omicron hanya penyakit ringan.
Foto: ANSA
Gambar pertama varian omicron dirilis oleh pakar dari ANSA, Italia. Peneliti membandingkan mutasi yang terjadi pada spike protein omicron dibandingkan dengan varian delta. WHO mengingatkan jangan ada narasi bahwa infeksi omicron hanya penyakit ringan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebanyakan kasus infeksi varian omicron memang cemen. Malahan, menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, petugas kebersihan Wisma Atlet Jakarta berinisial N yang positif Covid-19 akibat omicron sudah sembuh.

Budi menyebut, N tidak memiliki gejala. Ia mengungkapkan, N tidak mengalami demam maupun batuk.

Baca Juga

"Hasil tes RT PCR-nya negatif setelah tiga hari berikutnya," kata Budi saat menyampaikan keterangan pers perkembangan Covid-19 yang diikuti melalui Zoom di Jakarta, Kamis siang.

Petugas kebersihan itu diketahui positif Covid-19 pada Rabu (8/12) pekan lalu saat pemeriksaan RT PCR rutin di Wisma Atlet Jakarta. Hasil genom sequensing yang keluar pada Rabu (15/12), N terkonfirmasi positif varian omicron dan menjalani isolasi di asrama Wisma Atlet.

"Hingga sekarang belum muncul laporan transmisi komunitas dari kasus tersebut," kata Budi.

Meski gejalanya cemen atau bahkan tak menimbulkan gejala, varian omicron tetap tak bisa diremehkan. Omicron kini telah menyebar di 78 negara.

Penyebaran ke puluhan negara itu terjadi dalam tiga pekan sejak ditemukan pada 24 November di Afrika Selatan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun memperingatkan bahwa omicron menyebar tidak seperti varian SARS-CoV-2 lain yang ada sebelumnya.

"Omicron menyebar pada tingkat yang belum pernah terlihat dengan varian sebelumnya," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam konferensi pers pada Selasa.

Pejabat kesehatan di Inggris juga telah memperingatkan bahwa varian omicron dari SARS-CoV-2 adalah ancaman paling signifikan bagi kesehatan masyarakat di negaranya. Menurut data pemerintah, Inggris mencatat 78.610 kasus Covid-19 baru pada Rabu pagi, rekor harian tertinggi terkonfirmasi laboratorium sejak awal pandemi.

"Angka infeksi Covid-19 di hari-hari mendatang akan "cukup mengejutkan" dibandingkan varian sebelumnya," kata Jenny Harries, kepala UK Health Security Agency, dikutip NBC, Kamis.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement