REPUBLIKA.CO.ID, CIRENDEU--Masalah sampah menjadi persoalan bersama yang sampai kini belum sepenuhnya teratasi. Berbagai teknologi bermunculan terkait upaya mengatasi sambah khususnya rumah tangga yang jumlahnya terus meningkat.
Hizbul Wathan Universitas Muhammadiyah Jakarta (HW UMJ) Bersama mahasiswa dari beberapa Fakultas di Universitas Muhammadiyah Jakarta, berupaya mengatasi sampah ini dengan membuat cairan serba guna Eko-Enzim. Bahan yang perlu disiapkan yaitu, wadang untuk proses fermentasi (ember, galon atau botol besar), air bersih, limbah dapur seperti buah dan sayur, gula (gula merah, gula pasir, kolase/air tetes tebu, coklat), selang kecil untuk memberikan jalan pada proses penguapan, pisau dan timbangan.
Proses pembuatan Eko-enzim sangat mudah dan bisa dilakukan dirumah. Pertama siapkan bahan dan alat-alatnya seperti yang sudah disebutkan diatas. Perhatikan rumusnya 3:1:10= Eko-Enzim (buah+gula+air). Contoh 500 ml air + 50 gr gula + 150 gr kulit dan sayur.
Pembuatan eko-enzim menggunakan wadah plastik yang sudah disiapkan. Masukkan 500 mililiter air dan 50 gr gula, masukkan kulit buah dan sayur kedalam wadah tersebut, aduk perlahan hingga gulanya larut, buka tutup setiap hari selama 1 bulan, karena selama proses fermentasi satu bulan pertama akan menghasilkan gas.
Simpan wadah ditempat dingin dan hindarkan dari sinar matahari secara langsung, setelah 3-6 bulan Eko-Enzim siap dipanen atau digunakan. Untuk menghindari tekanan dalam wadah saat proses fermentasi di bulan pertama, bisa gunakan selang pada tutup wadah untuk penguapan, tetapi ujung selang harus kita masukkan kedalam botol yang berisi air, agar tidak ada udara yang masuk kedalam wadah melalui selang tersebut.
Beberapa manfaat dari Eko-Enzim sebagai pertama sebagai cairan pembersih, mencuci prabot rumah tangga hingga membersihkan karat. Eko-Enzim juga dapat digunakan untuk pupuk tanaman dengan cara 30ml Eko-Enzim dilarutkan kedalam 2 liter air, lalu semprotkan pada tanaman. Sebagai pengusir hama, cairan Eko-Enzim 15 mililiter dilarutkan kedalam air 500 Mili liter kemudian semprotkan pada tanaman yang diganggu hama. Untuk menjaga kelestarian lingkungan, Eko-Enzim mengandung karbonat (CO3) yang sangat bermanfaat untuk tanaman laut.
Eko-Enzim pertama kali dikenalkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong yang merupakan pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand. Enzim yang diolah dari sampah organik yang biasanya dibuang ke TPS sebagai pembersih organik. Eko-enzim merupakan hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran, ditambah gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air.
Dalam pembuatan Eko-Enzim ada rumus yang harus dipakai, karena Eko-enzim bukan sekedar menghasilkan cairan fermentasi, akan tetapi cairan yang sangat banyak manfaatnya, baik untuk pupuk tanaman, hand sanitizer, pembersih udara, kesehatan dan bahan kebersihan rumah tangga.
Mengetahui banyaknya manfaat dari Eko-Enzim ini, Hizbul Wathan Universitas Muhammadiyah Jakarta bergegas merencanakan untuk mempelajari bagaimana cara membuat Eko-Enzim. Gagasan ini disetujui bidang lingkungan hidup dan penanggulangan bencana Hizbul Wathan Qobilah UMJ (Ramanda Samidi) dan Dr Izzatusholekha selaku dosen pembimbing dalam program ini. "Sebagai insan akademis kita perlu mensosialisasikan pentingnya pengolahan sampah tersebut karena kita mengalami darurat sampah di berbagai daerah," katanya, Kamis (16/12).
Praktik pembuatan Eko-Enzim dilaksanakan di green park Universitas Muhammadiyah Jakarta beberapa waktu lalu. Kegiatan ini diharapkan menjadi pemicu bagi keluarga besar civitas akademika UMJ untuk peduli terhadap lingkungan. "Hal ini bisa kita mulai dari lingkungan rumah kita sendiri mengurangi penumpukan sampah di TPS dan TPA dengan cara menjadikan limbah buah dan sayur diolah menjadi cairan serba guna Eko-Enzim," kata Izzatusholekha.