Jumat 17 Dec 2021 00:07 WIB

Epidemiolog: Hadapi Omicron Perlu Penanganan yang Serius

Epidemiolog meminta masyarakat tidak perlu panik karena Omicron telah masuk Indonesia

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Bayu Hermawan
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pakar Epidemiologi Griffith University Australia, dr. Dicky Budiman, meminta masyarakat tidak perlu panik lantaran varian Omicron telah masuk ke Indonesia. Menurutnya, saat ini yang harus dilakukan ialah keseriusan merespon situasi

"Tidak usah terkejut, tidak usah panik. tidak usah kita juga berlebihan menyikapi ini. tapi yang perlu dilakukan ialah keseriusan. keseriuasan merespons situasi Omicron ini. Saya melihat dunia salah persepsi atau misinterpretasi terhadap data awalnya, karena tidak semua paham epidemologi," kata Dicky saat dikonfirmasi, Kamis (16/12).

Baca Juga

Dicky menekankan dalam menghadapi varian Omicron ini perlu sangat serius penangananya, karena situasi ancamannya bisa melebihi delta. Terlebih yang terkonfirmasi varian Omicron adalah pekerja di hotel karantina atau Wisma Atlet.

"Kalau ini tak dideteksi pada pekerja di hotel karantina berarti besar kemungkinan yang menjalani karantina itu ada lebih dari satu yang terpapar (Omicron) luar biasa cepat sekali, " ujarnya.

Dari data terakhir, sambung Dicky, menunjukan bahwa potensi penularannya Omicron luar biasa jauh lebih cepat dari varian Delta. Varian Omicron, disebut 70 kali kemampuan replikasi di saluran napas.

"Itu lebih cepat replikasinya dari Delta. Sehingga potensi memilkli kemampuan lebih cepat, jadi lebih besar. karena itu sudah tepat dilakukan misalnya adanya uji genom sequencing," ujarnya lagi.

Namun, Dicky memandang, akan jauh lebih efektif dan lebih kuat bila setiap orang yang berada satu lantai dengan N (pekerja yang terkonfirmasi varian Omicron) bertugas di Wisma Atlet langsung menjalani pemeriksaan RT PCR.

"Bila ada yang positif dan S gene target failure (SGTF) tidak terdeteksi maka bisa sudah masuk kategori Omicron, tidak perlu genom sequencing" terang Dicky.

Perihal N petugas kebersihan yang terkonfirmasi Omicron, menurut Dicky harus ditracing lebih lanjut sudah melakukan kontak dengan siapa saja. "Jangan menunggu lama, semua dikarantina yang kontak dengan N dan diperiksa PCR. Karena yang saya khawatirkan pekerja ini bolak-balik dia ke rumahnya. ini kemungkinan seperti itu," tutur Dicky.

Meskipun, lanjut Dicky, potensi menular di komunitas hanyalah masalah waktu. Karena, kemampuan penularan Omicron luar biasa jauh lebih cepat.

"Tapi kabar baiknya adalah bahwa masyarakat kita sekarang lebih banyak yang memiliki imunitas. entah sudah divaksin maupun sudah terinfeksi tapi itu bukan berati aman. tapi itu memberi kita lebih banyak waktu mempersiapkan diri," katanya.

Adapun yang harus disiapkan adalah fasilitas kesehatan dan booster disegerakan. Ia juga menyarankan agar dilakukannya pengamatan karantina tambahan di rumah usai setiap orang menjalani karantina di hotel karantina.

"Ini lebih bagus. setidaknya seminggu tambahan, kalau mengarah kepentingan PCR dites. karena tes PCR ini bisa dilakukan hari ke-5, hari hari ke-12 dan bahkan ada hari ke-14 jadi ini yang harus dilakukan," tutur Dicky.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement