Jumat 17 Dec 2021 00:34 WIB

Satgas: Sejak Juli 2021, Mobilitas Penduduk Konsisten Meningkat

Peningkatan tertinggi pada perjalanan menuju lokasi transit seperti terminal.

Red: Ratna Puspita
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 mengemukakan sejak bulan Juli 2021 hingga Desember ini mobilitas penduduk konsisten mengalami peningkatan. (Foto: Stasiun Gambir)
Foto: Prayogi/Republika
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 mengemukakan sejak bulan Juli 2021 hingga Desember ini mobilitas penduduk konsisten mengalami peningkatan. (Foto: Stasiun Gambir)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengemukakan sejak bulan Juli 2021 hingga Desember ini mobilitas penduduk konsisten mengalami peningkatan. Peningkatan paling tinggi terdapat pada perjalanan menuju lokasi transit seperti terminal, stasiun, bandara, dan pelabuhan.

"Ini menunjukkan bahwa perjalanan menuju luar kota atau luar negeri juga mengalami peningkatan," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, Kamis (16/12).

Baca Juga

Selain itu, lanjut dia, perjalanan menuju pusat belanja, ritel dan rekreasi, taman atau ruang terbuka publik, dan perkantoran juga mengalami peningkatan. 

Wiku meminta masyarakat meningkatkan disiplin protokol kesehatan yang ketat. Protokol kesehatan merupakan hal paling penting.

"Selama Covid-19 masih ada maka protokol kesehatan adalah harga mati yang perlu untuk dilakukan dengan disiplin," tegas Wiku.

Ia menyampaikan, sejauh ini kedisiplinan memakai masker cukup baik, itu terlihat pada pusat-pusat perbelanjaan, tempat rekreasi, bandara, dan perkantoran yang telah menerapkan peraturan wajib masker. "Namun masih ada beberapa lokasi yang kepatuhan memakai maskernya masih rendah, seperti pemukiman penduduk, kedai makanan, stasiun dan terminal serta pasar rakyat," tuturnya.

Menurutnya, hal ini sangat berpotensi meningkatkan penyebaran kasus di tengah masyarakat. Di samping itu, lanjut Wiku, testing dan tracing juga menjadi salah satu kunci dalam mendeteksi kasus lebih masif lagi.

"Pendeteksian kasus yang semakin cepat dan masif dapat mencegah penularan lebih luas lagi dan dapat meningkatkan potensi kesembuhan menjadi lebih tinggi karena segera ditangani," katanya.

Saat ini, ia mengatakan, jumlah orang yang diperiksa terus mengalami peningkatan hingga lebih dari 1,6 juta orang per minggu ini. "Namun sayangnya, jumlah ini masih didominasi oleh pemeriksaan antigen yaitu 88 persen, sedangkan PCR hanya sebesar 12 persen," papar Wiku.

Baca Juga: Epidemiolog: Hadapi Omicron Perlu Penanganan yang Serius

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement