Jumat 17 Dec 2021 12:24 WIB

PBB: 69 Juta Orang Arab Kekurangan Gizi pada 2020

Kekurangan gizi di dunia Arab ini, naik 4,8 juta orang, hampir 16 persen populasi.

Rep: Mabruroh/ Red: Dwi Murdaningsih
Kekurangan gizi. ilustrasi. FAO melaporkan sebanyak 69 juta orang di bangsa Arab mengalami kelaparan pada 2020.
Foto: ruthostrow.com
Kekurangan gizi. ilustrasi. FAO melaporkan sebanyak 69 juta orang di bangsa Arab mengalami kelaparan pada 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis (16/12) menunjukkan sebuah laporan Organisasi Pangan dan Pertanian dunia (FAO) bahwa sebanyak 69 juta orang di bangsa Arab mengalami kelaparan pada 2020. Jumlah kekurangan gizi di dunia Arab ini naik 4,8 juta orang menjadi 69 juta, hampir 16 persen dari populasi.

"Sepertiga orang di dunia Arab yang berpenduduk 420 juta orang tidak memiliki cukup makanan," kata PBB dilansir dari Alarabiya, Jumat (17/12).

Baca Juga

Menurut FAO, peningkatan tingkat kekurangan gizi telah terjadi di semua tingkat pendapatan, di negara-negara yang terkena dampak konflik maupun non-konflik.

“Selain itu, hampir 141 juta orang tidak memiliki akses ke pangan yang cukup pada 2020, meningkat lebih dari 10 juta orang sejak 2019," demikian disampaikan FAO. 

 

FAO menyebutkan, pandemi Covid-19 memperparah kondisi tersebut, di mana jumlah orang kurang gizi di wilayah tersebut meningkat 4,8 juta dibandingkan dengan 2019.

 

Misalnya saja, Somalia dan Yaman yang dilanda konflik tetap menjadi negara yang terkena dampak terburuk tahun lalu, dengan hampir 60 persen warga Somalia kelaparan dan lebih dari 45 persen warga Yaman kekurangan gizi.

 

“Yaman memiliki prevalensi anemia tertinggi pada 2020, memengaruhi 61,5 persen wanita usia reproduksi,” katanya.

 

FAO mengatakan, kelaparan telah meningkat sebesar 91,1 persen di dunia Arab selama dua dekade terakhir. Peningkatan angka kekurangan gizi ini juga berdampak pada kenaikan angka stunting pada anak-anak.

 

“Angka stunting (20,5 persen) dan kelebihan berat badan (10,7 persen) di antara anak-anak di bawah usia lima tahun tinggi pada 2020,” kata FAO.

 

Angka obesitas mengalami peningkatan pada orang dewasa, terutama di negara-negara Arab yang lebih kaya. Data menunjukkan bahwa 28,8 persen populasi orang dewasa mengalami obesitas, yaitu lebih dari dua kali lipat rata-rata global 13,1 persen.

 

“Negara-negara berpenghasilan tinggi menunjukkan prevalensi obesitas dewasa tertinggi di kawasan ini, sedangkan negara-negara berpenghasilan rendah memiliki tingkat terendah," kata FAO.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement