REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Waktu pertandingan menunjukkan menit ke-93 dan 20 detik saat momen magis itu tercipta. Momen yang mengantarkan kembali Manchester City sebagai salah satu tim yang diperhitungkan di jagat sepak bola Inggris.
Setelah bolak-balik degradasi dan promosi, Man City akhirnya bisa benar-benar menancapkan kukunya di papan atas sepak bola Inggris. Sejak momen itu, Kota Manchester tidak hanya menjadi milik Manchester United.
Ada Manchester City, ditopang taipan asal Abu Dhabi, yang mulai mengganggu dominasi saudara mudanya tersebut. Gangguan itu pun diterjemahkan dengan begitu apik lewat momen partai terakhir Liga Primer Inggris musim 2011/2012. Momen yang disematkan kepada protagonis utama di kesempatan itu, Sergio Aguero.
Menghadapi Queen Park Rangers (QPR) di Stadion Ettihad pada laga pamungkas Liga Primer Inggris musim 2011/2012, Man City membutuhkan raihan kemenangan guna memastikan titel Liga Primer Inggris. Pada saat bersamaan, di laga lainnya, Manchester United sudah memastikan raihan tiga poin lewat kemenangan, 1-0, atas Sunderland.
Sorotan pun tertuju pada laga di Stadion Etihad tersebut. Kegagalan memetik poin penuh di laga itu akan membuat Man City melihat rival sekotanya itu mengangkat trofi Liga Primer Inggris.
Laga itu tidak berjalan mulus buat tim besutan Roberto Mancini. Hingga menit ke-90, Man City malah dalam kondisi tertinggal. Beruntung, Edin Dzeko bisa menyamakan via gol sundulan pada menit ke-92.
Momen itu akhirnya datang. Aguero menguasai bola di depan kotak penalti QPR. Sejurus kemudian Aguero mengoper bola kepada Mario Balotelli.
Seolah mengerti, penyerang asal Italia itu kemudian memberikan bola kembali kepada Aguero yang berlari membuka ruang. Dengan satu liukan, Aguero melewati pemain QPR, Taye Taiwo. Hanya ada dua opsi buat Aguero pada saat itu, langsung menembak atau terjatuh dengan harapan mendapatkan tendangan penalti buntut pelanggaran Taiwo. Opsi pertama yang akhirnya diambil eks penyerang Atletico Madrid itu.
''Saya sempat merasakan sentuhan di kaki kanan saya. Namun, kontak itu sangat ringan. Jadi, saya memutuskan untuk melanjutkan dan melepaskan tembakan. Inilah peluang yang saya tunggu-tunggu dan harus memanfaatkannya dengan baik. Saya menendang bola sekeras mungkin dengan kaki saya dan mengharapkan hasil terbaik,'' ujar Aguero dalam buku otobiografinya yang berjudul 'Born to Rise'.
Selanjutnya adalah sejarah. Momen terbesar di sepanjang sejarah the Citizens telah tercipta. Momen itu bernama Aguero.