REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Partai Buruh Said Iqbal optimistis partainya bisa turut berpartisipasi dalam Pemilu 2024. Partai Buruh berencana mengadakan konvensi calon presiden (capres) guna menjaring pemimpin terbaik yang akan bertarung di pilpres mendatang.
Iqbal mendukung uji materiil terhadap UU Pemilu terkait presidential threshold (PT) atau syarat ambang batas pengajuan capres yang saat ini dilakukan beberapa pihak. Menurutnya, PT hanya membatasi anak bangsa untuk turut serta dalam kontestasi pilpres.
"Untuk capres-cawapres kami putuskan lakukan konvensi nasional. Tentu akan berjuang dari penghapusan PT agar muncul tokoh-tokoh lebih banyak dari yang sekarang dikenal di lembaga survei," kata Iqbal dalam webinar yang diadakan Partai Buruh pada Jumat, (17/12).
Iqbal meyakini, Partai Buruh dapat berkontribusi di Pemilu 2024, termasuk dengan memunculkan capres atau cawapres alternatif. Ia mengeklaim, terpilihnya Presiden Prancis Emmanuel Macron menjadi contoh capres alternatif yang dinanti masyarakat. Menurutnya, kemenangan Macron di Prancis karena masyarakat jenuh dengan partai lama.
"Presiden di negara Amerika Latin seperti Bolivia, Peru, adalah yang berusia di bawah 50 tahun. Di Selandia juga pemimpinnya muda dan perempuan. Fenomena-fenomena itulah yang ditawarkan ke rakyat Indonesia, Partai Buruh akan buka konvensi," ujar aktivis buruh itu.
Iqbal mengakui partainya masih baru dan kecil sehingga perlu dukungan partai lain. Oleh karena itu, ia berharap capres-cawapres hasil konvensi Partai Buruh ditawarkan ke partai lain untuk membentuk koalisi.
"Tidak harus asalnya gubernur, yang penting usia muda dan cerdas. Tentu calon-calon yang sudah disebut selama ini bisa kami undang. Ada dari Jateng, Jatim, DKI Jakarta, Sumatra, Kalimantan," ucap Iqbal.
Selain itu, Iqbal menekankan Partai Buruh tak mengenal istilah mahar politik untuk level pemilu manapun bagi calon kepala daerah. Ia menjanjikan politikus yang maju lewat Partai Buruh tak dimintai uang lebih dulu.
"Mungkin ini terlalu idealis tapi 2024 saatnya muncul pemimpin tanpa keluar uang. Dana kampanye memang butuh, tapi nanti kami ajak rakyat yang mau berubah. Basis konstituen kami 10 juta dari anggota dan keluarganya," sebut Iqbal.