REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen FK UPN Veteran Jakarta Dr dr Basuki Supartono, Sp OT bekerjasama dengan RS Al Fauzan bekerjasama dengan Yayasan Mandiri Amal Insani (MAI) menggelar kegiatan pengabdian masyarakat berupa khitanan massal 120 orang, Kamis (16/12). Khitan gratis ini dibantu oleh relawan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI).
Basuki yang menjadi supervisor khitan mengatakan khitanan massal sebagai bagian kewajiban pengabdian masyarakat kali ini menggunakan metode Smartclamp.Basuki menyebut metode smartclamp menggunakan alat seperti klem dengan bahan yang berkualitas, kuat dan aman. Khitan dengan smartclamp tidak perlu dijahit karena alat tersebut bisa menahan pendarahan.
"Hari ini di bawah pemantauan tenaga medis baik sebelum, selama dan pasca tindakan. Metode smartclamp ini lebih nyaman bagi anak, Ini satu kelebihan metode khitan dengan smartclamp, di samping kelebihan yang lain," ujar Basuki.
Ia menyebut selain aman dan nyaman, tidak ada pendarahan proses khitan pun berjalan jauh lebih cepat. "Tidak ada jahitan ataup pembalutan luka sehingga meminimalkan risiko komplikasi. Selain itu risiko infeksi rendah dan tidak ada perawatan khusus sehingga anak bisa langsung memakai celana dan aktivitas," ujar dia.
Basuki menambahkan, khitanan massal ini digelar dengan protokol kesehatan yang tinggi. Semua petugas dan anak yang dikhitan dan pendampingnya dilakukan screening Covid 19. Tim medis dan Pendamping anak sudah vaksinasi.
"Semua panitia, tim medis, peserta maupun pendamping ditest swab antigen terlebih dahulu. Alhamdulillah negatif semua. Setelah itu anak diperiksa kesehatannya sebelum sunat. Setelah sunat anak diobservasi dan mendapat hadiah khitan," ujar Basuki.
Ia mengucapkan terima kasih atas peran berbagai pihak diantaranta Direktur RS Al Fauzan dr Prita Kusumaningsih, SpOG, Mandiri Amal Insani dan relawan BSMI yang membantu terselenggaranya kegiatan ini.