REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Penyerang Paris Saint-Germain (PSG), Kylian Mbappe, melihat penghargaan individu bukan sesuatu yang utama. Menurutnya, gelar untuk tim adalah segalanya.
Mbappe tidak sedang membicarakan pemain lain. Ia justru mengambil contoh dirinya sendiri. Musim lalu, Mbappe mencetak 42 gol untuk PSG.
Secara personal, ia merasa puas. Namun, tetap saja ada yang kurang. Les Parisiens gagal menjuarai liga domestik dan kompetisi Eropa.
"Pada akhirnya saya bertanya-tanya, apa gunanya mencetak 50 gol, jika kami tidak juara? Saya lebih suka mencetak lebih sedikit gol, tapi memenangkan liga (Ligue 1 Prancis) dan Liga Champions," kata pesepak bola 23 tahun ini dikutip dari Marca, Jumat (17/12).
Ia kurang menikmati apa yang dicapai musim lalu. Itu karena timnya gagal merajai berbagai turnamen penting. Kini, Mbappe menyambut tantangan di depan mata.
Timnya diharuskan berjaya di sejumlah kompetisi. Ia jadi salah satu yang diandalkan. Dengan senang hati, sang penyerang menerima tanggung jawab tersebut.
"Saya ingin berada di bawah tekanan, meski terkadang berakhir dengan kekecewaan. Itu adalah proses pembelajaran. Saya tidak pernah bersembunyi. Itu bagian dari andrenalin," ujar Mbappe.
Intinya, eks AS Monaco itu melihat tekanan sebagai sesuatu yang positif. Ia selalu terpacu memberikan yang terbaik.
Kini, PSG berada di puncak klasemen sementara Ligue 1. Di Liga Champions, elite Prancis itu menembus fase 16 besar. Les Parisiens bertemu Real Madrid pada tahapan tersebut.
Saatnya Mbappe dan rekan-rekan mengukir sejarah. Musim lalu, langkah skuad polesan Mauricio di kompetisi terelite Benua Biru terhenti di fase semifinal.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook