Omicron Terdeteksi, Pemerintah Diminta Serius Lakukan Tracing
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Fakhruddin
Omicron Terdeteksi, Pemerintah Diminta Serius Lakukan Tracing. Ilustrasi Covid-19 varian Omicron | Foto: Pixabay
REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Pakar epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) dr. Windhu Purnomo meminta pemerintah serius melakukan tracing untuk menemukan pembawa pertama Covid-19 varian Omicron ke Indonesia. Hal itu setelah pemerintah menemukan adanya satu petugas di Wisma Atlet berinial N, yang dinyatakan terinfeksi Covid-19 varian Omicron.
Menurut Windhu, Tracing bisa dilakukan terhadap mereka yang melakukan kontak erat dengan N, dalam 14 hari terakhir. Mengingat hingga saat ini belum diketahui siapa yang menularakan virus Covid-19 varian Omicron terhadap N. Menurutnya, yang pasti adalah, pembawa Omicron pertama ke Indonesia adalah pelaku perjalanan internasional.
"Cuma siapa itu kan belum tahu. Karena pasti bukan petugas kebersihan itu. Dia kan gak bepergian ke luar negeri," ujarnya kepada Republika, Jumat (17/12).
Windu menegaskan, tracing serius perlu dilakukan karena bisa jadi, dia yang menularkan Covid-19 varian Omicron kepada N saat ini sudah kembali ke keluarganya. Bahkan sudah kembali ke tengah-tengah masyarakat. Tracing serius menurutnya bisa juga dengan melibatkan pemerintah daerah.
Artinya, Wisma Atlet memenerikan data-data pelaku perjalanan internasional ke setiap kepala daerah asalnya. Nantinya Satgas Covid-19 di daerah tinggal melakukan pengawasan. Jika anggota keluarga dari pelaku perjalanan internasional ada yang mengalami gejala Covid-19, bisa lanhsung dilakukan tes dan upaya pencegahan dini.
"Khususnya dafar nama dari para PPI yang melakukan karantina di sana sejak 24 November 2021 berikan ke kepala daerah atau Satgasnya. Silahkan diawasi. Ketika ada keluarganya yang mengalami gejala langsung dites," ujar Windhu.
Windhu juga meminta pemerintah terus mengingatkan masyarakat untuk tidak panik secara berlebihan. Menurutnya, Covid-19 varian micron memang jauh lebih cepat menular, tapi sebagian besar yang tertular tanpa gejala.
"Contohnya Si N ini terdeteksi bukan karena punya gejala tapi ada swab rutin untuk petugas di Wisma Atlet. Sampai hari ini pun gak ada gejala. Kematian pun itu hanya satu di dunia," kata dia.
Selain itu, pemerintah juga dimintanya terus menggencarkan vaksinasi Covid-19 agar betul-betul tercipta kekebalan kpmunal. Bahkan, kata dia, kalau bisa, vaksinasi Covid-19 harus mencapai 100 persen. Selain itu, lanjut Windhu, yang juga tidak kalah pengingnya adalah terus mengingatkan masyarakat untuk selalu disiplin menjalanlan protokol kesehatan.
"Tetap masyarakat harus terus menerus menerapkan Prokes. Karena kan penularannya tidak berbeda. Cara mengatasinya pun ya sama," ujarnya.