REPUBLIKA.CO.ID, TEGAL -- PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang yang merupakan anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) menjalin sinergi dengan Pondok Pesantren di Tegal. Jalinan sinergi itu melalui Program “Pengembangan Usaha Pondok Pesantren Mandiri”.
Bertempat di Pondok Pesantren Darul Furqon, Desa Danawarih Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal, Direktur Utama PT Pusri Palembang, Tri Wahyudi Saleh secara simbolis melepas perdana pupuk komersil bersama bersama tokoh masyarakat dan Maulana Al Habib Muhammad Luthfi Bin Ali Bin Yahya (Habib Luthfi), seorang ulama kharismatik Jawa Tengah (16/12).
PT Pusri Palembang bersinergi dengan Pondok Pesantren untuk menyalurkan kebutuhan sarana produksi pertanian bagi petani-petani sekitar Pondok Pesantren. Dan sekaligus menampung (off take) penyaluran produk-produk pertanian dari Petani ke Pasar, atau saat ini di sistem ekonomi dikenal juga dengan closed loop economy.
Menurut Direktur Utama Pusri, Program Pengembangan Usaha Pondok Pesantren Mandiri yang digagas oleh Pusri ini, diharapkan mampu mewujudkan kemandirian ekonomi Pondok Pesantren. Selain itu, sekaligus untuk membantu Pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional dampak dari Covid-19.
“Pondok Pesantren selain memiliki fungsi Pendidikan dan Dakwah, juga memiliki potensi besar untuk dijadikan penggerak Lembaga Ekonomi Kemasyarakatan dan Pengembangan SDM Pertanian karena jumlahnya yang lebih dari 28.000 dan tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Pondok Pesantren juga memiliki pengaruh yang sangat kuat secara kultural terhadap masyarakat di sekitarnya.” ujar Tri.
Selain itu bentuk sinergi lainnya berupa pelatihan SDM Pertanian dalam Program Pengembangan Usaha Pondok Pesantren Mandiri yang akan dikelola melalui “Pesantren Agropreneur Institute 5.0”. Yang terdiri dari;
(1) Sekolah Bisnis Pesantren yang bertujuan memberikan pengetahunan bagi Pengurus Pondok Pesantren untuk memiliki kemampuan mengelola bisnis di bidang pertanian.
(2) Sekolah Agro Santri Preneur yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar tentang bisnis pertanian bagi para santri dengan harapan setelah tamat santri bisa menciptakan peluang usaha sendiri.
(3) Sekolah Petani Santri yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan budidaya pertanian dan sekaligus menanamkan ketaqwaan bagi petani yang dibina langsung oleh Pondok Pesantren. Sekolah Petani Santri juga dilengkapi dengan sekolah lapangan dan demplot.
Menurut Maulana Al Habib Muhammad Luthfi Bin Ali Bin Yahya, program Pengembangan Usaha Pondok Pesantren Mandiri ini selain mengusung konsep Keekonomian Masyarakat. Juga mengusung konsep Kebangsaan dan Kebhinekaan, dimana diharapkan dapat menyatukan masyarakat sekitar Pondok Pesantren dari berbagai golongan etnis dan agama sehingga juga dapat menjadi alat pemersatu bangsa.
“Semoga kedepannya Pondok Pesantren dapat menjadi episentrum / pusat kegiatan ekonomi untuk membantu Pemerintah mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional,” ujar Habib Luthfi.