Jumat 17 Dec 2021 20:56 WIB

Arab Saudi Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Afghanistan

Pengiriman bantuan ke Afghanistan menjadi inisiatif pertama Arab Saudi.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Muhammad Hafil
Arab Saudi Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Afghanistan. Foto: Seorang anak berdiri di luar rumahnya di lingkungan tempat banyak pengungsi internal telah tinggal selama bertahun-tahun, di Kabul, Afghanistan, Selasa, 7 Desember 2021.
Foto: AP/Petros Giannakouris
Arab Saudi Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Afghanistan. Foto: Seorang anak berdiri di luar rumahnya di lingkungan tempat banyak pengungsi internal telah tinggal selama bertahun-tahun, di Kabul, Afghanistan, Selasa, 7 Desember 2021.

REPUBLIKA.CO.ID,KABUL -- Arab Saudi mengirim dua pesawat yang membawa bantuan kemanusiaan ke Afghanistan. Media pemerintah melaporkan, pengiriman bantuan ini adalah inisiatif pertama pemerintah Saudi sejak Taliban menguasai Kabul pada Agustus lalu. 

Pusat Bantuan dan Bantuan Kemanusiaan Raja Salman (KSRelief) yang dikelola pemerintah kerajaan mengirim lebih dari 65 ton bantuan, termasuk 1.647 keranjang makanan.

Baca Juga

Pengawas umum pusat, Abdullah al-Rabeeah, mengatakan, secara keseluruhan ada enam pesawat yang akan dikerahkan untuk mengirimkan lebih dari 197 ton bantuan ke Afghanistan.

Dilansir Aljazirah, Jumat (17/12), al-Rabeeah mengatakan, bantuan itu juga akan dikirim melalui jalur darat dengan menggunakan 200 truk dari Pakistan. Negara-negara Teluk Arab sepakat untuk berkontribusi dalam memobilisasi upaya internasional, untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Afghanistan.

Arab Saudi adalah salah satu dari tiga negara, termasuk Uni Emirat Arab dan Pakistan, yang mengakui pemerintahan Taliban periode 1996-2001. Sejak Taliban kembali berkuasa pada pertengahan Agustus lalu, mereka telah mencoba untuk menunjukkan wajah yang lebih moderat. Ini merupakan upaya mereka untuk mendapatkan pengakuan internasional dan mengakhiri sanksi.

Meskipun kepemimpinan Taliban saat ini tidak mendapatkan, Amerika Serikat (AS) mengizinkan beberapa pengecualian sanksi terhadap Afghanistan, yaitu membuka jalan bagi pengiriman bantuan kemanusiaan.

Menurut data PBB, setengah dari 38 juta penduduk Afghanistan menghadapi kekurangan makanan akut. Musim dingin yang melanda Afghansistan, memaksa jutaan orang untuk memilih antara migrasi dan kelaparan.

Pada November lalu, Taliban menulis surat terbuka kepada anggota Kongres AS. Dalam surat tersebut, Talibam mendesak Kongres AS untuk bertanggung jawab dalam mengatasi krisis kemanusiaan dan ekonomi yang sedang berlangsung di Afghanistan.

Surat itu ditandatangani oleh Penjabat Menteri Luar Negeri Amir Khan Muttaqi. Dia mengatakan, partisipasi AS dalam mengirimkan bantuan kemanusiaan akan membuka pintu bagi hubungan di masa depan, termasuk mencairkan aset bank sentral Afghanistan dan mencabut sanksi. 

Muttaqi mengatakan, tahun 2021 menandai seratus tahun hubungan antara Afghanistan dan AS. Washington awalnya mengakui Afghanistan pada tahun 1921, dan menjalin hubungan diplomatik pada 1935.

Sejauh ini, aset bank sentral Afghanistan senilai lebih dari 9 miliar dolar AS telah dibekukan oleh AS. Pembekuan dana ini dilakukan setelah Taliban mengambil alih Afghanistan pada Agustus lalu.

"Ketika bulan-bulan musim dingin semakin dekat di Afghanistan, dan dalam keadaan di mana negara kita telah dihantam oleh virus korona, kekeringan, perang, dan kemiskinan, sanksi Amerika tidak hanya merusak perdagangan dan bisnis tetapi juga dengan bantuan kemanusiaan," ujar isi surat yang ditulis Taliban kepada Kongres AS.

Human Rights Watch mendesak pelonggaran sanksi keuangan terhadap Afghanistan. Kelompok tersebut meminta PBB dan lembaga keuangan internasional untuk segera melonggarkan sanksi yang berdampak pada perekonomian dan sektor keuangan Afghanistan. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement