Genjot Vaksinasi Anak Usia 6-11 Tahun di DIY
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Genjot Vaksinasi Anak Usia 6-11 Tahun di DIY (ilustrasi). | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Vaksinasi anak usia 6-11 tahun di DIY bakal digenjot. Pelaksanaan vaksinasi anak ini sendiri sudah mulai dilakukan sejak pekan ini.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, upaya percepatan vaksinasi anak dilakukan dengan tetap menggelar vaksinasi saat libur sekolah. Termasuk pada saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) saat pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas ditiadakan.
"Pembelajaran (tatap muka) kan mulai hari Sabtu itu libur, tapi kita tetap ada kegiatan biar tidak libur, tetap ada aktivitas walaupun terbatas. Kalau libur nanti kita kesulitan untuk mempercepat proses vaksinasi, makanya lebih baik kita lakukan aktivitas-aktivitas dalam kita mencoba mempercepat vaksinasi," kata Sultan di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta.
Jika pelaksanaan vaksinasi anak juga diliburkan saat adanya libur sekolah, kata Sultan, akan memperlambat capaian vaksinasi. Selain itu, upaya percepatan vaksinasi anak di DIY juga dapat dilakukan karena capaian vaksinasi di DIY hampir 100 persen.
"Anak-anak sekarang sudah dimungkinkan untuk divaksin, kalau (anak-anak) libur (saat libur nataru akan) sulit (mempercepat vaksinasi)," tambah Sultan.
Secara keseluruhan, capaian vaksinasi di DIY sudah lebih dari 97 persen untuk dosis pertama. Mengingat cakupan vaksinasi yang sudah tinggi, pihaknya juga semakin kesulitan untuk mencari masyarakat yang akan divaksin.
"Makin tinggi (capaian vaksinasi) itu berarti kita semakin kesulitan untuk memvaksin orang, berarti makin sulit untuk mencapai 100 persen," ujarnya.
Masyarakat yang belum divaksin, kata Sultan, rata-rata merupakan mereka yang belum memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin. Baik itu mereka yang merupakan lansia dan memiliki penyakit penyerta, maupun mereka yang merupakan penyintas Covid-19.
Berdasarkan data per kabupaten/kota, capaian vaksinasi tertinggi masih di tercatat di Kota Yogyakarta yakni sudah di atas 100 persen. Sedangkan, capaian vaksinasi di Kabupaten Sleman sudah lebih dari 91 persen.
Di Kabupaten Kulon Progo, capaian vaksinasinya sudah lebih dari 86 persen dan di Kabupaten Bantul sudah di atas 82 persen. Capaian vaksinasi paling rendah tercatat di Kabupaten Gunungkidul yakni di angka 78 persen.
Sultan menuturkan, capaian vaksinasi paling rendah di Gunungkidul juga dikarenakan ada kelompok masyarakat yang kesulitan ke tempat vaksinasi akibat kondisi geografis daerah tersebut. Seperti penyandang disabilitas, yang mengharuskan petugas kesehatan harus mendatangi satu per satu ke rumah warga.
"Tidak mungkin lansia atau difabel harus berjalan sekian kilometer ke tempat vaksinasi, berarti harus kita datangi. Misalnya satu orang kita datangi sampai delapan kilometer, terus pindah lagi, makanya kita mencoba jemput bola baik dengan motor maupun mobil, kita datangi mereka," jelas Sultan.