Sabtu 18 Dec 2021 05:47 WIB

Suu Kyi Muncul di Pengadilan Pakai Baju Tahanan

Untuk pertama kalinya Suu Kyi terlihat mengenakan baju tahanan di pengadilan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Untuk pertama kalinya Suu Kyi terlihat mengenakan baju tahanan di pengadilan. Ilustrasi.
Foto: AP/Peter Dejong
Untuk pertama kalinya Suu Kyi terlihat mengenakan baju tahanan di pengadilan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, NAYPYITAW -- Pemimpin de facto Myanmar yang digulingkan oleh militer, Aung San Suu Kyi, muncul di pengadilan pada Jumat (17/12). Ia muncul dengan mengenakan atasan putih dan longyi coklat yang merupakan seragam khas untuk tahanan. Ini adalah pertama kalinya Suu Kyi terlihat mengenakan seragam tahanan ketika di pengadilan.

Sarung sampul atau yang dikenal sebagai longyi, adalah pakaian tradisional yang dikenakan oleh pria dan wanita di Myanmar. Pengadilan Suu Kyi yang digelar di Naypyitaw tertutup untuk media.

Baca Juga

Sementara pengacara Suu Kyi dilarang berkomunikasi dengan media dan publik. Mantan walikota Naypyitaw, Myo Aung, juga terlihat di pengadilan dengan mengenakan seragam tahanan pada Jumat.

Beberapa waktu lalu, Suu Kyi divonis empat tahun penjara atas tuduhan melakukan hasutan dan melanggar peraturan virus corona. Hukumannya kemudian dikurangi menjadi dua tahun. Dia ditahan di lokasi yang dirahasiakan.

Vonis itu adalah yang pertama dari beberapa kasus yang dituduhkan terhadap Suu Kyi. Dia menghadapi total hukuman maksimum lebih dari 100 tahun penjara.

Sebelumnya, penguasa militer Min Aung Hlaing menyatakan Suu Kyi dan Presiden terguling Win Myint akan tetap berada di lokasi yang sama selama persidangan. Suu Kyi pernah menghabiskan waktu selama bertahun-tahun di bawah tahanan rumah karena menentang pemerintahan militer. Dia kemudian dibebaskan pada 2010 dan memimpin partai Liga Nasional untuk Demokrasi.

Partai Suu Kyi meraih kemenangan telak dalam pemilihan pada November tahun lalu. Pada Februari, militer melakukan kudeta dengan alasan bahwa partai Suu Kyi melakukan kecurangan dalam pemilihan umum.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement