Sabtu 18 Dec 2021 09:13 WIB

Bacakan Sejarah Hari Ibu, Melati: Perempuan Adalah Ibu Bangsa

Kongres perempuan pertama 22 Desember 1928 menjadi momen menjalin kesatuan perempuan

Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Merlati Erzaldi, menyampaikan sejarah singkat Hari Ibu di Indonesia dalam Kegiatan Peringatan Hari Ibu ke-93 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang berlangsung di Hotel Soll Marina Pangkalan Baru, Kamis (16/12).
Foto: istimewa
Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Merlati Erzaldi, menyampaikan sejarah singkat Hari Ibu di Indonesia dalam Kegiatan Peringatan Hari Ibu ke-93 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang berlangsung di Hotel Soll Marina Pangkalan Baru, Kamis (16/12).

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BARU--Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Merlati Erzaldi, menyampaikan sejarah singkat Hari Ibu di Indonesia dalam Kegiatan Peringatan Hari Ibu ke-93 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang berlangsung di Hotel Soll Marina Pangkalan Baru, Kamis (16/12).

"Kemudian pada Kongres Perempuan II Tahun 1935 di Jakarta, ditetapkan bahwa perempuan adalah ibu bangsa yang berkewajiban menumbuhkan dan mendidik generasi baru yang lebih menyadari dan lebih tebal rasa kebangsaannya," katanya. 

Baca Juga

Seiring dengan semakin berdayanya perempuan Indonesia, maka pada Kongres Perempuan III Tahun 1938 di Bandung, tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu. "22 Desember menjadi tonggak bersejarah bagi kesatuan pergerakan perempuan Indonesia," ujarnya.

"Sejarah tersebut diperingati sebagai Hari Ibu, tidak hanya sebagai ungkapan terima kasih kita atas jasa seorang Ibu, tetapi memiliki makna jasa ibu secara menyeluruh baik sebagai istri maupun sebagai warga negara," tegasnya lagi.

Hari Ibu di Indonesia diperingati setiap tanggal 22 Desember. Momen ini ditetapkan sejak pelaksanaan Kongres Perempuan pertama pada 22 Desember 1928 di Yogyakarta. Saat itu, perempuan Indonesia menjalin kesatuan semangat juang kaum perempuan untuk bersama kaum laki-laki berjuang meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka.

Esensi ini yang membuat peringatan hari Ibu di Indonesia memiliki makna yang lebih luas. Saya harap melalui peringatan Hari Ibu, kita senantiasa terus menjadi pejuang bagi keluarga, masyarakat, dan negara. Jadilah Perempuan Berdaya Untuk Indonesia Tangguh," ujarnya.

Usai rangkaian kegiatan peringatan selesai, Melati Erzaldi beserta tamu yang hadir menyempatkan diri mengunjungi stan UMKM dan juga membeli beberapa produk UMKM. 

Berbincang dengan pelaku UMKM, Melati Erzaldi pun mengungkapkan apresiasinya kepada Ibu-Ibu yang tidak henti-hentinya memberdayakan diri terlebih membantu dalam ekonomi keluarga. "Jadilah pejuang keluarga, masyarakat, dan negara. Manfaatkan peluang dan terus meningkatkan potensi diri terlebih bagi pelaku UMKM agar menjaga kualitas produknya," ujarnya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement