Sabtu 18 Dec 2021 16:09 WIB

Omicron, Pemerintah Imbau Masyarakat tak ke Luar Negeri

Sejauh ini, ada tiga kasus infeksi akibat varian terbaru virus Covid-19 itu.

Rep: Puti Almas/ Red: Andi Nur Aminah
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi.
Foto: Dok Kemenkes
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengimbau agar masyarakat tidak melakukan perjalanan ke luar negeri saat ini, mengingat potensi penyebaran virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit Covid-19 dari varian Omicron. Sebelumnya, pada Jumat (17/12), Kementerian Kesehatan mengonfirmasi dua pasien Covid-19 di Indonesia yang tertular akibat Omicron. Sejauh ini, ada tiga kasus infeksi akibat varian terbaru virus.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi mengatakan bahwa dua pasien tersebut merupakan hasil pemeriksaan sampel dari lima kasus probable Omicron yang baru Kembali dari luar negeri.

Baca Juga

 Ia menyebut bahwa dua pasien terkonfirmasi terbaru adalah IKWJ, seorang pria berusia 42 tahun yang melakukan perjalanan dari Amerika Selatan serta M, pria berusia 50 tahun, yang baru kembali dari Inggris.

"Saat ini keduanya sedang menjalani karantina di Wisma Atlet,” ujar Nadia dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (18/12).

Pasien Omicron pertama di Indonesia terkonfirmasi pada Kamis (16/12) lalu, yang berinisial N, seorang pekerja pembersih di Wisma Atlet Kemayoran. Temuan ini merupakan hasil pemeriksaan khusus SGTF yang dilakukan oleh Badan Litbang Kesehatan pada tanggal 14 dan 15 Desember lalu.

Kedua pasien baru terkonfirmasi tertular Omicron setelah menjalani karantina wajib 10 hari seusai kembali dari luar negeri. Hal ini menunjukan bahwa sistem proteksi pemerintah berjalan dengan baik untuk mencegah penularan dari pendatang dari luar negeri yang terjangkit Covid-19.

Terkait dengan temuan ini, Nadia menghimbau masyarakat agar tetap waspada dan sementara waktu tidak melakukan perjalanan ke luar negeri. Terlebih, hal ini karena mengingat laju penyebaran Omicron yang terbukti sangat cepat.

“Indonesia adalah salah satu negara paling aman dari Covid-19. Jika kita keluar negeri, maka kita akan keluar dari zona aman menuju zona berbahaya,” jelas Nadia.

Nadia mengatakan orang-orang yang melakukan perjalanan ke luar negeri dan kembali ke Tanah Air berpotensi membawa Omicron. Hal inilah yang menurutnya pasti akan merusak situasi yang sudah kondusif di Indonesia.

"Penting sekali bagi kita untuk saling menjaga orang-orang terdekat agar tidak tertular Covid-19, terlebih dengan adanya varian Omicron saat ini. Jadi saya tegaskan kembali agar tidak berpergian ke luar negeri dahulu untuk kebaikan kita bersama,” kata Nadia.

Kasus Covid-19 di beberapa negara Eropa, Afrika dan Amerika saat ini dilaporkan melonjak tajam mencapai rekor tertinggi, seiring dengan menyebarnya Omicron yang memiliki daya tular lima kali lipat dari Delta, varian yang pernah menggiring Indonesia ke rekor tertinggi kasus penyakit wabah pada Mei dan Juni lalu di Indonesia.

Pemerintah memrediksi arus balik warga Indonesia yang saat ini sudah berada di luar negeri atau yang akan berpergian ke luar negeri dalam seminggu ke depan ini akan mencapai puncaknya di minggu pertama dan kedua Januari 2022. Ini seiring dengan berakhirnya liburan Natal dan Tahun Baru.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement