Ahad 19 Dec 2021 19:04 WIB

Thailand Kirim Kembali Pengungsi Myanmar Lintasi Perbatasan

Thailand telah mengirim lebih dari 600 pengungsi Myanmar kembali melintasi perbatasan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Agung Sasongko
 Thailand telah mengirim lebih dari 600 pengungsi Myanmar kembali melintasi perbatasan, Ahad (19/12).
Foto: (AP Photo/Chiraunth Rungjamratratsami)
Thailand telah mengirim lebih dari 600 pengungsi Myanmar kembali melintasi perbatasan, Ahad (19/12).

REPUBLIKA.CO.ID,  MAE SOT -- Thailand telah mengirim lebih dari 600 pengungsi Myanmar kembali melintasi perbatasan, Ahad (19/12). Padahal bentrokan antara militer dan pemberontak etnis masih terus berlanjut.

"Lebih banyak orang yang mau kembali karena mereka khawatir tentang properti mereka di sana," kata Gubernur Provinsi Tak, Somchai Kitcharoenrungroj, pada Ahad sore.

Baca Juga

Kitcharoenrungroj mengatakan bahwa 623 pengungsi telah dikirim kembali dan 2.094 tetap berada di wilayah Thailand. Dia menambahkan bahwa semua akan dikembalikan jika mereka bersedia.

Beberapa pengungsi yang mencapai provinsi Tak di barat laut Thailand mengatakan sebelum mereka kembali ke perbatasan pada Ahad pagi bahwa mereka secara sukarela kembali. Pada Ahad sore, wartawan Reuters di sisi perbatasan Thailand mendengar tembakan terus menerus. Tentara membantah menargetkan warga sipil.

Komite Aliansi Bantuan, sebuah kelompok migran Myanmar yang berbasis di Thailand, mengatakan sekitar 1.000 orang terlantar berkemah di sepanjang perbatasan Myanmar di berbagai titik menunggu untuk menyeberang ke Thailand. Pada Ahad pagi, wartawan Reuters telah melihat puluhan pengungsi yang berlindung di sekolah lokal Thailand dimasukkan ke dalam tiga truk untuk dikirim kembali melintasi perbatasan.

"Saya melarikan diri dari Mae Htaw Talay. Ada artileri yang jatuh ke lingkungan saya. Saya berjalan melintasi air ke sisi (Thailand) ini," kata seorang pengungsi yang meminta tidak disebutkan namanya sambil berdiri di dalam truk yang akan berangkat ke perbatasan.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement