Ahad 19 Dec 2021 20:40 WIB

Desa di Lokasi Calon IKN Dapat Dana untuk Penghijauan

Dana itu dimanfaatkan kelompok tani untuk menanam sengon di lokasi penghijaun.

Seorang warga menata pohon sengon sebagai tanaman penghijauan (ilustrasi). Desa di calon IKN baru menerima dana untuk penghijauan.
Foto: Antara/Jafkhairi
Seorang warga menata pohon sengon sebagai tanaman penghijauan (ilustrasi). Desa di calon IKN baru menerima dana untuk penghijauan.

REPUBLIKA.CO.ID, SEPAKU -- Desa di Provinsi Kalimantan Timur yakni Desa Wonosari, Kecamatan Sepaku, kawasan calon Ibu Kota Negara (IKN) baru, Kabupaten Penajam Paser Utara, memperoleh bantuan senilai Rp 330 juta untuk program penghijauan.

"Bantuan sebesar Rp 330 juta ini berasal dari Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) Provinsi Kaltim. Dua hari lalu secara simbolis bantuan ini diserahkan oleh Gubenurdi Samarinda," ujar Kepala Desa Wonosari, Kasiyono di Sepaku, Ahad (19/12).

Baca Juga

Bantuan yang secara simbolis diterima oleh Kasiyono tersebut diperuntukkan bagi dua kelompok tani (poktan), yakni poktan yang menjalankan program penghijauan berupa penanaman sengon pada lahan masyarakat seluas 140 hektare pada 2019 hingga saat ini. Sedangkan poktan yang memanfaatkan anggaran tersebut adalah Poktan Sanjaya yang melakukan penanaman sengon di lahan seluas 100 ha, kemudian Poktan Sumber Rizeki yang menanam sengon di lahan 40 ha.

Bantuan sebesar itu, lanjut Kasiyono, sebagian sudah diterima oleh poktan, yakni digunakan untuk biaya pemeliharaan, sehingga dana yang sebagian lagi masih menunggu transferan dari Dinas KLHK Provinsi Kaltim. "Kami sangat bersyukur adanya program penghijauan ini karena di lahan masyarakat yang ditanami sengon tersebut merupakan kawasan eks tambang batu bara, sehingga lahan yang sebelumnya gersang, namun sejak adanya program ini, lahan di kawasan itu menjadi subur," kata Kasiyono.

Ketua Poktan Sanjaya, Sutarno, berterimakasih dengan adanya program yang mampu menyuburkan lahan melalui pembangunan hijau tersebut. Apalagi dari program ini juga ke depan pemilik lahan akan mendapat keuntungan dari penjualan kayu sengon. Ia juga mengaku tidak sulit meyakinkan masyarakat ketika awal bergabung dalam program penghijauan itu, karena lahan mereka memang sedang tidak digarap akibat tanahnya yang masih gersang.

Namun demikian, lanjut Tarno, jumlah kepesertaan dalam kelompok yang berkurang, yakni dari sebelumnya di kelompok dia terdapat lebih dari 20 orang yang ikut program penghijauan, namun sekarang tinggal 11 orang.

Program penghijauan ini juga didukung oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD) setempat, karena melalui penanaman pohon yang kemudian dirawat sampai besar, dipastikan pohon tersebut mampu menyimpan air sehingga sumber air di desa setempat akan lancar. "Sumber air di kawasan eks tambang di Wonosari sangat minim, sungai juga menyempit dan cepat kering, namun melalui penghijauan tentu sumber air akan kembali banyak. Di samping itu, masyarakat juga akan memperoleh penghasilan dari kayu sengon ke depan," ujar Wakil Ketua BPD Wonosari Edi Supriyanto.

 

sumber : ANTARA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement