Nitilaku UGM, Kagama Lari Serahkan Bantuan Semeru Rp 428 Juta
Red: Fernan Rahadi
Ketua Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Ganjar Pranowo saat memberikan sambutan pada acara Nitilaku Virtual Journey yang berlangsung di Grha Sabha Pramana UGM, Sabtu (18/12). | Foto: Dok UGM
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ketua Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Ganjar Pranowo merasa terharu saat komunitas Kagama Lari menyerahkan bantuan untuk korban bencana Erupsi Semeru sebesar Rp 428 juta rupiah. Penyerahan bantuan diserahkan secara simbolis dilakukan perwakilan pelari yang telah menyelesaikan lari sejauh 72 kilometer kepada Sekjen Kagama Ari Dwipayana.
Terdapat 19 orang alumnus yang ikut kegiatan lari tersebut namun hanya tiga orang yang berhasil menyelesaikan lomba hingga finis. Adapun pemilihan jarak 72 kilometer menyesuaikan angka perayaan Dies Natalis UGM yang jatuh di angka tersebut.
"Saya salut ada yang lari 72 kilometer sampai finis. Tapi berlari untuk berbagi bagi musibah yang saudara kita di Semeru," kata Ganjar pada acara Nitilaku Virtual Journey yang berlangsung di Grha Sabha Pramana UGM, Sabtu (18/12).
Kepada wartawan, Gubernur Jawa tengah ini mengaku salut dengan kontribusi pengurus daerah, pengurus cabang, dan Komunitas Kagama yang selalu aktif memberikan pemikiran dan kreasinya dalam menyelesaikan berbagai persoalan bangsa.
"Antar komunitas,antar disiplin ilmu, kerja sama saling membantu dengan kreasi dan inovasinya kita harapkan masing-masing menyelesaikan pada hal terkecil dan berkontribusi mulai dari beasiswa pendidikan, kesehatan, ekonomi, termasuk hal yang lebih positif, termasuk menangani bullying lagi marak, termasuk isu lingkungan, ibu dan anak yang lagi marak. Mudah-mudahan bisa menjadi agenda (Kagama) di 2022," paparnya.
Ganjar sempat menyinggung selama pandemi ini kegiatan Nitilaku dilakukan secara virtual karena alasan kesehatan dan mencegah kluster penularan. Seperti diketahui, menjelang Dies UGM, kegiatan nitilaku dilakukan dengan cara berjalan kaki dari keraton menuju kampus UGM untuk mengenang perjalanan pendirian UGM dari awalnya di siti hinggil keraton Yogyakarta hingga pindah ke wilayah Bulaksumur, Sleman. Karena alasan pandemi dan mengurangi risiko penularan maka kegiatan nitilaku hanya dilakukan secara virtual dengan peserta terbatas. "Sudah dua tahun tidak bisa melaksanakan nitilaku dan tahun ini yang kedua," ujarnya.
Rektor UGM Prof Panut Mulyono dalam sambutannya pada acara Nitilaku Virtual Journey ini menyampaikan ucapan apresiasi kepada Pengurus Kagama Daerah dan Komunitas Kagama yang ikut menyemarakkan kegiatan Nitilaku Virtual. "Kami mengucapkan selamat datang pada pengurus kagama dari berbagai daerah dari Sabang sampai Merauke. Saya juga mengucapkan terima kasih dan bangga saya hidup rukun dan kiprahnya luar biasa dalam bidangnya masing masing," paparnya.
Menurut Rektor, kegiatan Nitilaku dalam rangka mengenang kembali jasa keraton Yogyakarta dalam mengawal pendirian kampus RI pasca-kemerdekaan. "Kita ingin mengenang kembali bagaimana pendirian kampus ini dan bagaimana kita selalu memberi kemajuan bagi bangsa dan negara," ujarnya.
Pada acara Nitilaku Virtual kali ini, komunitas Kagama Orchid atau komunitas pecinta anggrek berhasil melelang satu pot tanaman anggrek nusantara seharga Rp 20 juta. Anggrek yang diberi nama Mahameru yang merupakan hasil persilangan dari anggrek yang berasal dari Maluku dengan anggrek Papua. Hasil dari uang pelelangan ini rencananya akan disumbangkan kepada korban bencana erupsi semeru. Selain melakukan penggalangan dana untuk kemanusiaan, kegiatan Nitilaku dimeriahkan dengan pertunjukan drama operet sejarah pendirian UGM, penayangan nitilaku virtual journey, serta hiburan musik dari penampilan Padi Reborn dan Happy Asmara.