Peran Masjid dalam Meringankan Dampak Bencana

Red: Fernan Rahadi

Masjid Jogokariyan di Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta
Masjid Jogokariyan di Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta | Foto: Republika/Wahyu Suryana

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Tito Yuwono (Pengurus Dewan Masjid Indonesia-Divisi Informasi Masjid Cabang Ngaglik, Sleman, Yogyakarta; Ketua Joglo DakwahMu Al-Masykuri Yogyakarta; Dosen Teknik Elektro Universitas Islam Indonesia)

 

Masjid merupakan tempat berkumpulnya kebaikan, serta tempat dilakukan banyak aktivitas ibadah baik ibadah maghdoh seperti sholat, zakat, maupun ibadah ghairu maghdoh seperti majelis taklim, pemberdayaan masyarakat, serta amaliah sosial lainnya.

Selain berorientasi pada penyembahan Allah Ta’ala semata, ibadah maghdoh juga berdampak pada penguatan amaliah sosial. Ibadah shalat yang dalamnya ada doa kebaikan dan keselamatan serta rahmat akan berdampak pada kesalehan sosial. Juga majelis taklim yang berperan pada penguatan ilmu dan tadzkirah semakin memotivasi untuk penguatan dampak ibadah dan mengamalkan ilmu (Ilmu-amaliah). 

Sangat disyukuri bahwa negara kita memiliki banyak masjid. Pada tahun 2020 saja, menurut Jusuf Kalla dalam Kongres Umat Islam Indonesia, jumlah masjid di Indonesia mencapai 800 ribuan. Hampir di setiap RW atau kampung mempunyai masjid. Tentu ini merupakan modal sekaligus potensi yang luar biasa untuk mendukung kerja-kerja keumatan.

Di sisi lain, Indonesia merupakan negara dengan kejadian bencana yang banyak dan variatif, baik banjir, gunung meletus, gempa, tanah longsor dan lain-lain. Bencana tersebut banyak dampak negatif seperti hilangnya nyawa, rusaknya tempat tinggal dan lahan pertanian, banyak pengungsi dan lain-lain. Kesemuanya memerlukan uluran tangan untuk meringankan beban.

Potensi masjid yang sangat besar bisa dioptimalkan untuk ta’awanu (saling membantu) saudara-saudara kita yang terkena bencana. Jenis bantuan bisa disesuaikan dengan kemampuan dan potensi masjid masing-masing. Bisa berupa uang, pakaian pantas pakai, selimut, bahan makanan, makanan, dan lain-lain. 

Contoh ideal adalah Masjid Jogokaryan yang mempunyai dana khusus untuk membantu masyarakat yang terkena dampak bencana. Selain itu, Masjid Jogokariyan juga mengirimkan tim relawan ke daerah terkena bencana. 

Konsep pemberdayaan masyarakat sekaligus dikaitkan dengan bantuan sangat bagus karena memberikan nilai manfaat yang lebih banyak. Manfaat lebih dari program ini adalah masyarakat terdampak yang kehilangan pekerjaan dapat kembali melakukan usaha produktif sehingga bisa untuk mencukupi kelangsungan hidup keluarga. Program seperti ini juga memiliki masa kemanfaatannya yang lebih lama.

Seperti saat pandemi kemarin, di mana dilakukan pemberdayaan penjahit untuk memproduksi masker yang dibagikan secara gratis, pemberdayaan para juru masak hotel dan restoran yang diperhentikan tanpa pesangon, untuk membuat bumbu masak yang kemudian dijual oleh Badan Usaha Masjid, sebagaimana yang pernah dirilis dalam media daring Ihram.co.id.

Strategi pemberdayaan ini bisa dilakukan juga di tempat lain yang terkena dampak bencana. Tentu hal itu mesti disesuaikan dengan potensi lokal, baik potensi sumber daya manusia maupun sumber daya alam. Tentunya ini juga harus didukung dengan sumber daya masjid yang baik dan profesional.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


Empat Peran Masjid untuk Masyarakat 

Musyawarah Pimpinan DMDI Pilih Syafruddin Jadi Wakil Presiden

Universitas Al-Azhar Terima Calon Mahasiswa Pemegang Ijazah Muadalah

DMI Siapkan Masjid dan Takmir Masjid Bantu Pengungsi Semeru

Delegasi Ponpes Disambut Wakil Grand Syekh Al-Azhar

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark