Senin 20 Dec 2021 10:52 WIB

Omicron Redupkan Permintaan, Harga Minyak Turun

Pembatasan aktivitas akan berdampak pada berkurangnya permintaan bahan bakar.

Sejumlah warga mengantre mengisi bahan bakar minyak (BBM). Harga minyak merosot sekitar dua persen di perdagangan Asia pada Senin (20/12) pagi, karena melonjaknya kasus varian virus corona Omicron di Eropa dan Amerika Serikat.
Foto: Antara/Abriawan Abhe
Sejumlah warga mengantre mengisi bahan bakar minyak (BBM). Harga minyak merosot sekitar dua persen di perdagangan Asia pada Senin (20/12) pagi, karena melonjaknya kasus varian virus corona Omicron di Eropa dan Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga minyak merosot sekitar dua persen di perdagangan Asia pada Senin (20/12) pagi karena melonjaknya kasus varian virus corona omicron di Eropa dan AS. Ini memicu kekhawatiran investor bahwa pembatasan baru pada bisnis untuk memerangi penyebarannya dapat menekan permintaan bahan bakar.

Minyak mentah berjangka Brent jatuh 1,36 persen atau 1,9 persen, menjadi diperdagangkan di 72,16 dolar AS per barel pada pukul 00.36 GMT. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS tergelincir 1,51 dolar AS atau 2,1 persen, menjadi diperdagangkan di 69,35 dolar AS per barel.

Baca Juga

"Asia hari ini, sentimen lemah harga minyak tampaknya sejalan dengan pelemahan yang terlihat dalam indeks berjangka S&P 500 dan Nasdaq," kata Kelvin Wong, analis pasar di CMC Markets.

"(Ini) karena kekhawatiran pembatasan yang akan datang pada kegiatan ekonomi untuk menahan penyebaran varian virus corona omicron yang meningkat saat ini di seluruh dunia, yang dapat meningkatkan risiko perlambatan permintaan," lanjutnya.

Belanda melakukan penguncian pada Ahad (19/12) dan kemungkinan lebih banyak pembatasan Covid-19 diberlakukan menjelang liburan Natal dan tahun baru membayangi beberapa negara Eropa. Di AS, penasihat medis Gedung Putih Dr Anthony Fauci mendesak orang-orang yang bepergian untuk mengunjungi orang-orang terkasih untuk mendapatkan suntikan booster dan selalu memakai masker di ruang publik yang ramai.

Sementara itu, perusahaan energi AS pekan ini menambahkan rig minyak dan gas alam untuk minggu kedua berturut-turut. Jumlah rig minyak dan gas, indikator awal produksi masa depan, naik tiga rig menjadi 579 dalam seminggu hingga 17 Desember, tertinggi sejak April 2020, perusahaan jasa energi Baker Hughes Co mengatakan dalam laporannya yang dipantau dengan cermat pada Jumat (17/12).

Namun, ekspor yang lebih rendah diperkirakan dari Rusia dengan ekspor dan transit minyak dari negara itu direncanakan sebesar 56,05 juta ton pada kuartal pertama 2022 dibandingkan 58,3 juta ton pada kuartal keempat 2021, jadwal ekspor kuartalan yang dilihat  Reuters menunjukkan pada Jumat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement