REPUBLIKA.CO.ID, SANTIAGO -- Gabriel Boric akan mencatatkan sejarah baru dalam perpolitikan Cile. Lelaki berusia 35 tahun itu berhasil memenangkan kontestasi pemilihan presiden (pilpres). Dia bakal menjadi presiden termuda yang pernah dimiliki negaranya.
Dalam pengumuman hasil pilpres putaran kedua pada Ahad (19/12) lalu, Boric meraih 56 persen suara. Sementara pesaingnya, seorang tokoh sayap kanan, Jose Antonio Kast (55 tahun), memperoleh 44 persen suara.
Pada pilpres putaran pertama, suara yang dikumpulkan Boric dan Kast sama-sama kurang dari 30 persen. Namun Kast masih unggul tipis dua persen dari pemuda anggota partai Social Convergence tersebut.
Setelah hasil pilpres putaran kedua diumumkan, Kast tak berupaya melakukan delegetimasi. Sebaliknya, ia segera mengakui kekalahan dan mengucapkan selamat kepada Boric. Kast kemudian mengunjungi markas pemenangan Boric.
Presiden Cile Sebastian Pinera pun memberi selamat kepada Boric. Pinera berjanji akan memberi dukungan penuh dalam proses transisi kekuasaan yang bakal berlangsung tiga bulan. Boric akan resmi menduduki kursi presiden pada Maret 2022.
Boric dikenal sebagai milenial progresif. Selama kampanyenya, dia berjanji memerangi perubahan iklim dengan memblokir proyek pertambangan yang diusulkan negara penghasil tembaga terbesar di dunia tersebut.
Boric menginginkan adanya keadilan bagi golongan kaya maupun miskin di Cile. "Kami tidak lagi akan membiarkan orang miskin terus membayar harga ketidaksetaraan Cile," ucapnya.
Sepuluh tahun lalu, Boric memimpin aksi protes mahasiswa yang menuntut pendidikan lebih baik. Setelah terpilih menjadi presiden, Boric yang merupakan mahasiswa hukum, berjanji untuk mengubur model ekonomi neoliberal Chile. "Saya akan melakukan yang terbaik untuk mengatasi tantangan yang luar biasa ini," ujar Boric.
Dia pun berjanji mengakhiri sistem pensiun swasta Cile, sebuah ciri model ekonomi neoliberal yang diberlakukan pada era kediktatoran Jenderal Augusto Pinochet. "Kami adalah generasi yang muncul dalam kehidupan publik yang menuntut hak kami dihormati sebagai hak dan tidak diperlakukan sebagai barang konsumsi atau bisnis," ujar lelaki keturunan Kroasia tersebut.
Dia telah memicu kemarahan publik pada model ekonomi Cile yang berorientasi pasar. Model tersebut secara luas dianggap telah membantu mendorong pertumbuhan ekonomi dengan cepat selama beberapa dekade. Akan tetapi, kecepatan pertumbuhan ekonomi telah memicu ketidaksetaraan.
Ketidaksetaraan telah memicu pemberontakan sosial yang meluas pada 2019. Termasuk menyalakan sumbu kebangkitan politik kiri progresif dan penyusunan ulang konstitusi era kediktatoran Cile. “Jika Cile adalah tempat lahir neoliberalisme, Cile juga akan menjadi kuburannya. Para pemuda jangan takut untuk mengubah negara ini," seru Boric.
Boric berasal dari Punta Arenas yang terletak di ujung selatan Cile. Ia merupakan mahasiswa yang memimpin Federasi Mahasiswa di Universitas Cile, di Santiago. Dia menjadi terkenal saat memimpin aksi protes pada 2011 untuk menuntut pendidikan yang lebih baik dan lebih murah.